SOLOPOS.COM - Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan), didampingi istri, Ani Yudhoyono (kanan), Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo (kiri), dan Menteri Pertanian, Suswono, secara simbolis melakukan panen raya di Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jumat (17/2/2013). Dalam kesempatan tersebut, Presiden bersama menteri dan pejabat, secara simbolis melakukan panen raya padi jenis inpari 13 pada sawah seluas 39 hektare. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan), didampingi istri, Ani Yudhoyono (kanan), Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo (kiri), dan Menteri Pertanian, Suswono, secara simbolis melakukan panen raya di Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jumat (17/2/2013). Dalam kesempatan tersebut, Presiden bersama menteri dan pejabat, secara simbolis melakukan panen raya padi jenis inpari 13 pada sawah seluas 39 hektare. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

JAKARTA— Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Melani Leimena Suharly menilai Ibu Negara Ani Yudhoyono lebih pantas menjadi calon presiden pada Pemilu 2014 daripada menjadi calon ketua umum partai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya lebih setuju Ibu Ani maju sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI 2014 daripada maju sebagai calon ketua umum pada forum kongres luar biasa (KLB),” kata Melani Leimena Suharly di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Senin (18/3/2013).

Menurut Melani, nama Ani Yudhoyono pernah disebut-sebut sebagai calon presiden dan mendapat respons positif dari publik, sementara Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB tidak boleh menjadi calon presiden.

Ia juga mengusulkan kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono untuk tidak mengusung Ani Yudhoyono sebagai calon ketua umum.

Wakil Ketua MPR  ini menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono sudah memastikan tidak akan maju sebagai calon ketua umum.

“Mas Ibas sudah berkomitmen akan berkonsentrasi menjalankan tugasnya sebagai sekjen hingga akhir masa jabatannya pada tahun 2015,” katanya.

Melani juga mengusulkan agar pemilihan ketua umum pada KLB dilakukan secara aklamasi yang disepekati oleh seluruh peserta kongres.

Menurut dia, penggantian ketua umum sasarannya untuk meningkatkan elektabilitas partai yang sebelumnya terus menurun.

“Agar elektabilitas partai naik, pemilihan ketua umumnya melalui mekanisme aklamasi,” ujar Melani.

Ia menjelaskan, jika pemilihan ketua umum dilakukan secara terbuka dan dipilih melalui mekanisme voting, akan terjadi kontestasi terbuka sehingga mungkin saja terjadi polemik opini.

Kalau hal itu sampai terjadi, menurut dia, sulit untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat karena munculnya opini pro dan kontra.

Menurut dia, melalui mekanisme aklamasi maka akan terjadi musyawarah mufakat terhadap dari seluruh peserta KLB terhadap figur yang dipilih.

Ketua Umum Partai Demokrat yang dipilih, menurut dia, harus mampu meningkatkan elektabilitas partai dan diterima semua kader.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya