SOLOPOS.COM - Anggota TRC BPBD Klaten mendistribusikan air bersih ke masjid di Desa Tegalmulyo, Kemalang, Jumat (7/5/2021). (Istimewa-BPBD Klaten)

Solopos.com, KLATEN – Bupati Klaten hingga kini belum menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Salah satu alasannya lantaran Klaten masih diguyur hujan meski sudah memasuki musim kemarau.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya sudah memperkirakan musim kemarau di Klaten dimulai pada dasarian pertama Mei 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Artinya pada 10 hari pertama Mei 2021, Klaten sudah memasuki musim kemarau. Tetapi kenyataannya bisa dipahami dilihat dan dirasakan bersama bahwa beberapa hari terakhir masih turun hujan,” kata Haris saat ditemui di Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga: Jangan Asal Masuk Kabupaten Pati, Operasi Yustisi di Mana-Mana

Kondisi itulah yang menjadikan alasan BPBD Klaten belum mengajukan surat permohonan ke bupati ihwal penetapan status siaga darurat bencana kekeringan. Kondisi itu berbeda dengan tahun lalu ketika status siaga darurat bencana kekeringan sudah ditetapkan mulai 1 Juni-30 November 2020.

Haris mengatakan BPBD berencana mengajukan usulan ke bupati terkait penetapan status siaga darurat bencana kekeringan terhitung 1 Juli hingga 31 Oktober 2021 dengan titik puncak kemarau diperkirakan terjadi pada Agustus 2021. Artinya, penetapan status siaga darurat mundur sebulan dibandingkan penetapan status siaga darurat tahun lalu.

Meski berencana mengajukan status siaga darurat tersebut mulai 1 Juli, Haris mengatakan kepastian penetapan status menunggu hasil rapat koordinasi pekan depan. BPBD berencana menggelar rapat koordinasi untuk antisipasi ancaman bencana pada musim kemarau dengan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Cabang Dinas Kehutanan wilayah X Surakarta, PDAM, PMI, camat, serta sukarelawan.

“Kami akan rapat antisipasi bencana alam maupun nonalam pekan depan. Untuk penetapan status siaga darurat tergantung dari rapat itu seperti apa informasi dari Stasiun Klimatologi Semarang,” tutur dia.

Selain masih turun hujan, Haris mengatakan hingga kini belum ada desa yang mengajukan permintaan bantuan air bersih ke pemkab. Di Klaten, sebanyak 39 desa yang tersebar di sembilan kecamatan masuk kategori krisis air bersih. Selain krisis air bersih, ada ancaman bencana kebakaran hutan saat kemarau tiba yakni di wilayah Kecamatan Bayat.

Baca Juga: UJi Coba PTM Dimulai, Vaksinasi Guru di Blora Dikebut

Haris mengatakan pemkab sudah mengalokasikan anggaran untuk penyaluran bantuan air bersih. Anggaran yang disiapkan cukup untuk menyiapkan air bersih sebanyak 750 tangki dengan per tangki berisi 5.000 liter. Kuota air bersih yang disiapkan pemkab itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran air bersih selama musim kemarau 2021.

Haris mengatakan selain dari pemkab, selama ini penyaluran bantuan air bersih dibantu gelontoran bantuan dari pihak ketiga. “Total yang kami siapkan sebanyak 750 tangki dengan satu tangki berisi 5.000 liter. Artinya, air bersih yang disiapkan mencapai 3,7 juta liter. Pada 2020 lalu yang kami istilahkan kemarau basah, dari kuota yang disiapkan untuk 750 tangki kami realisasikan [salurkan] 749 tangki air bersih,” kata Haris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya