SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><b>Solopos.com, </b></span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><b>KLATEN&mdash;</b></span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Gubernur Jawa Tengah, <a href="https://www.google.com/url?q=http://soloraya.solopos.com/read/20170804/493/840128/tampil-spontan-tanpa-latihan-di-ketoprak-klaten-gubernur-ganjar-sukses-bikin-penonton-ger-geran&amp;sa=U&amp;ved=0ahUKEwje3Yb9_cHdAhWENI8KHYmWDPYQFggRMAQ&amp;client=internal-uds-cse&amp;cx=018416269537951269962:n6yezv585sk&amp;usg=AOvVaw1ElitgWKkIrWUT3fUpvU49" title="Tampil Spontan Tanpa Latihan di Ketoprak Klaten, Gubernur Ganjar Sukses Bikin Penonton Ger-Geran">Ganjar Pranowo</a>, menyatakan Kabupaten Klaten menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengembangan kesenian Jawa khususnya ketoprak. Ke depan, ia berharap di kota dan kabupaten lain menggelar kegiatan serupa sebulan sekali melibatkan pemain profesional.</span></span></span></p><p><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Ganjar menceritakan kawan-kawannya di Pati kerap mengajak bermain ketoprak bersama-sama. Saat ditanya, berasal dari mana, mereka menjawab dari Klaten. Di Klaten sendiri, ketoprak mulai dipentaskan oleh anak SD, SMP, hingga SMA/SMK. Upaya itu dinilai bagus untuk menumbuhkembangkan dan melestarikan kebudayaan Jawa.</span></span></span></p><p><span><span style="color: #222222;">&ldquo;</span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Klaten menjadi pionir untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Jawa,&rdquo; kata dia, saat ditemui wartawan di sela-sela kunjungannya ke </span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><i>Festival Ketoprak Pelajar</i></span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"> di SD Krista Gracia, Tonggalan, Klaten Tengah, Minggu (16/9/</span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">2018</span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">) malam.</span></span></span></p><p><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Pada kesempatan itu Ganjar takjub melihat tata panggung ketoprak. Panggung dilengkapi dengan efek hujan, kembang api, serta menggunakan layar raksasa sebagai latar, bukan menggunakan menggunakan geber. Ide cerita yang disampaikan dalam ketoprak pun relevan untuk membawa pesan-pesan moral kepada masyarakat.</span></span></span></p><p><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Salah satu adegan yang berkesan bagi dirinya adalah ketika seorang pemain memeragakan perilaku meminta uang kepada orang lain. Namun, saat akan diberi, ia menolak. Bahkan, ia bakal melaporkan ke <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180208/493/892759/trauma-ott-kpk-rumah-dinas-bupati-klaten-gratis-untuk-pengajian" title="Trauma OTT KPK, Rumah Dinas Bupati Klaten Gratis untuk Pengajian">KPK</a> bahwa tindakan itu termasuk ke dalam suap.</span></span></span></p><p><span><span style="color: #222222;">&ldquo;<span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Tapi begitu dikasih, &lsquo;oh, enggak boleh. Kamu tukang suap ya? Nanti tak laporin KPK. Sebenarnya mereka anak SMP yang bisa membawa pesan-pesan bagus. Ini menjadi cerita yang sangat dinamis, diperankan anak-anak, dan bisa membawa pesan-pesan politik seperti melawan </span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><i>hoax</i></span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"> dan melawan korupsi,&rdquo; tutur dia.</span></span></span></p><p><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Ia berharap pemerintah kabupaten/kota lain meniru Klaten. Di daerah lain kesenian seperti ketoprak atau wayang bisa dipentaskan rutin sebulan sekali melibatkan pemain profesional, pelajar, pejabat, hingga ASN. Dengan begitu, seni budaya Jawa akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.</span></span></p><p><span><span style="color: #222222;">&ldquo;</span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">Seperti ini kita </span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;"><i>uri-uri</i></span></span></span><span><span style="color: #222222;"><span style="font-family: Slimbach Medium, serif;">. Jawa Tengah ada macam-macam potensi baik seni tari, <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180518/493/916752/berharap-kesetaraan-lewat-pentas-ketoprak-siswa-pendidikan-nonformal" title="Berharap Kesetaraan Lewat Pentas Ketoprak Siswa Pendidikan Nonformal">ketoprak</a>, wayang atau yang lebih modern. Semua kami kembangkan, tidak boleh dibatasi,&rdquo; kata Ganjar.</span></span></span></p>

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya