SOLOPOS.COM - Ilustrasi penemuan mayat (Dokumentasi)

Solopos.com, KLATEN — Sembilan tahun lalu, tepatnya pada 3 April 2013, Solopos.com menurunkan berita tentang penemuan mayat seorang pria, Joko Sarwono, 30.

Tubuh Joko ditemukan di parit, tepatnya di tepi Jalan Karanganom-Polanharjo, Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Joko ditemukan dalam kondisi meninggal pada Rabu (3/4/2022) pukul 11.30 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Joko merupakan seorang difabel yang tergabung dalam Paguyuban Penyandang Cacat Klaten (PPCK). Namanya juga masih tercatat sebagai anggota Ikatan Tuna Daksa Kabupaten Klaten.

Baca Juga : Penasaran Bau Busuk, Warga Temukan Mayat Pria di Purbayan Sukoharjo

Ekspedisi Mudik 2024

Ayah Joko bernama Darsono, 60, kala itu tidak menyangka permintaan izin anaknya kepadanya dua hari sebelum ditemukan itu berlaku untuk selama-lamanya. Warga Dusun Mutihan, Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten itu masih ingat betul saat-saat terakhir Joko berpamitan.

Menurut Darsono, Joko pamit untuk menemui Gubernur Jawa Tengah yang saat itu dijabat Bibit Waluyo. “Dia pergi bersama Widodo [teman Joko],” ucap Darsono yang dikerubuti polisi dan wartawan di pinggiran Jalan Karanganom-Polanharjo, Rabu (3/4/2013).

Ia mengaku tidak tahu persis maksud dan tujuan Joko ingin bertemu dengan Bibit Waluyo. “Sebenarnya dia masih bisa berjalan akan tetapi tidak bertahan lama. Sehari-hari dia menggunakan kruk sebagai alat bantu untuk berjalan,” jelas Darsono.

Baca Juga : Kronologi Pria Kartasura Meninggal di Hotel di Colomadu

Sekretaris PPCK yang kala itu dijabat Suhardi Wiyono menyampaikan tidak ada agenda kunjungan kepada Gubernur Jateng. “Secara organisasi tidak ada agenda kunjungan kepada Pak Bibit di Semarang. Barangkali itu keinginan pribadi beliau,” ujar Suhardi saat dihubungi Solopos.com melalui ponsel kala itu.

Keinginan bertemu Bibit Waluyo belum tercapai, namun Joko malah ditemukan meninggal di parit pinggir Jalan Karanganom-Polanharjo, tepatnya Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Rabu, sekitar pukul 11.30 WIB. Jenazahnya ditemukan kali pertama oleh seorang pencari rumput yang kebetulan melintas di lokasi.

Saat ditemukan, beberapa luka terlihat di sekujur tubuh pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat tersebut. Dia mengalami luka di kepala sebelah kanan. Pecahan kaca helm ditemukan di sela-sela rambutnya. Salah satu kakinya juga mengalami luka.

Baca Juga : Pen di Kaki Jadi Petunjuk Ungkap Identitas Mayat Perempuan Delanggu

Petugas mengidentifikasi jenazah tersebut dari tas kecil warna hitam yang masih dikenakan korban. Tas tersebut berisi dompet dan dua buah ponsel. Di dalam dompet tersebut ditemukan katu tanda penduduk (KTP) atas nama korban, kartu anggota difabel, serta uang ratusan ribu rupiah.

Saat ditemukan, korban mengenakan kaus warna merah marun, jaket, dan celana panjang warna hitam. Jenazah Joko dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Soeradji Tirtonegoro untuk mendapatkan visum.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Klaten yang kala itu dijabat Danu Pamungkas berada di lokasi kejadian. Sayangnya, dia belum bersedia menjawab pertanyaan wartawan perihal luka yang ditemukan di tubuh korban. “Sementara masih kami lidik,” jawab Danu singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya