SOLOPOS.COM - Bupati Klaten Sri Mulyani. (Instagram/yani_sunarno_snm)

Solopos.com, KLATENBupati Klaten, Sri Mulyani, mengaku hingga kini belum ada komunikasi secara langsung ihwal rencana kerja sama dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja terkait pembuangan sampah di TPA Klaten. Jika rencana kerja sama itu terkait pembuangan sampah ke Klaten, Mulyani menegaskan tidak sepakat.

Sebelumnya, beredar informasi Pemkot Jogja menjajaki kerja sama dengan Pemkab Klaten terkait pembuangan sampah di TPA Klaten sebagai penampungan darurat saat TPA Piyungan Bantul tutup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Komunikasi secara langsung dengan saya belum. Tetapi mungkin dengan OPD terkait. Saya juga sudah baca soal itu di media sosial,” kata Mulyani saat ditemui di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (2/6/2022).

Mulyani sepakat jika kerja sama yang ingin dibangun terkait pengolahan sampah, seperti mengolah sampah menjadi pupuk kompos atau menjadi barang bernilai ekonomi. Namun, jika kerja sama yang ingin dibangun untuk membuang sampah dari Jogja ke Klaten, Mulyani menolak.

“Kalau dari limbah yang ada diolah menjadi sesuatu yang berharga saya sambut dengan gembira. Tetapi kalau dari Jogja mau membuang [sampah] ke Klaten, jelas no [tidak sepakat],” tegas Mulyani.

Baca Juga: Gawat! Umur TPA Troketon Klaten Tersisa 3 Tahun

Mulyani menjelaskan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Klaten saat ini masih mampu menampung. Namun, TPA sampah itu dibangun hanya untuk mengelola sampah dari warga Klaten.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, juga menjelaskan hingga kini belum ada komunikasi dari Pemkot Jogja ihwal kabar kerja sama tentang pembuangan sampah ke Klaten.

“Sampai saat ini saya belum ada informasi tentang itu. Nanti dilihat seperti apa kemaslahatannya,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten, Srihadi, mengatakan belum ada komunikasi dengan Pemkot Jogja ihwal pembuangan sampah di Klaten. Jika rencana kerja sama itu benar, Srihadi menjelaskan Klaten tak mampu menampung sampah dari Jogja.

Baca Juga: Sang Seng! Warga Kaligawe Keluhkan Bau Tak Sedap dari TPA Troketon

Srihadi mengakui sulitnya mencari lahan membangun TPA. Meski potensi lahan yang tersedia masih luas, belum tentu warga yang ada di sekitarnya sepakat potensi-potensi lahan tersebut digunakan untuk TPA.

Terkait kondisi TPA Troketon, Srihadi menjelaskan hingga kini TPA tersebut masih mampu menampung sampah di Klaten. Rata-rata per hari sekitar 95 ton sampah diangkut ke TPA tersebut.

Saat ini DLH melayani pengangkutan sampah ke TPA dari 258 tempat pembuangan sementara (TPS). Lokasi TPS tersebar di permukiman, sekolah, pasar, hotel, termasuk pelayanan kesehatan.

TPA Troketon menempati lahan seluas 7 hektare (ha). Diperkirakan, daya tampung TPA Troketon penuh tiga hingga empat tahun mendatang. DLH mulai mencari lokasi baru untuk antisipasi jika TPA Troketon penuh.

Baca Juga: Jijik! Sampah Menumpuk di Jembatan Sido Dadi Perbatasan Pedan-Trucuk

Selain TPA Troketon, Srihadi menjelaskan sampah dikelola melalui tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) yang saat ini sudah dibangun di 28 lokasi. Keberadaan TPS3R itu dimaksimalkan guna mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Troketon.

“Semua TPS3R saat ini aktif dengan dinamika masing-masing. Keberadaan TPS3R mampu mengurangi sekitar 20 persen volume sampah,” kata Srihadi.

Srihadi berharap ada kerja sama dari tingkat desa atau kelurahan untuk mengurai persoalan sampah seperti sosialisasi untuk mengelola sampah dari rumah tangga. Hal itu dimaksudkan agar tak bermunculan TPS liar di Kabupaten Bersinar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya