SOLOPOS.COM - Pementasan tari mewarnai rangkaian seremonial Upacara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi 1944 Saka/Tahun 2022 di pelataran Candi Prambanan, Klaten, Rabu (2/3/2022). (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Kabupaten Klaten banyak menyimpan candi. Tak heran, Klaten juga disebut sebagai kota 1.000 candi selain kota 1.000 umbul.
Candi di Klaten tersebar di berbagai lokasi.

Candi di Klaten bercorak Hindu-Buddha. Candi di Klaten diperkirakan berdiri saat kerajaan Hindu-Buddha. Hal itu dinilai menjadi salah satu penyebab di Klaten banyak ditemukan candi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Banyaknya candi menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan, baik lokal atau pun mancanegara untuk menyempatkan waktu berkunjung ke Klaten.

Berikut delapan candi yang sudah dikenal masyarakat luas di Klaten:

Ekspedisi Mudik 2024

1. Candi Prambanan

Baca Juga: Kenapa Candi Prambanan Masuk Wilayah Yogyakarta? Ini Penjelasannya

Dikutip dari wikipedia, Candi Prambanan tergolong candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun abad ke-9 M. Candi Prambanan termasuk situs warisan dunia UNESCO.

Candi Prambanan dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu, yaitu Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai dewa pemusnah.

Candi ini berada di dua lokasi, yakni Kelurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY dan Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Di era sekarang, Candi Prambanan juga diharapkan dapat menjadi sentral kegiatan umat Hindu sekaligus sebagai destinasi wisata yang dapat memberikan dampak positif di bidang ekonomi. Pemuka Agama Hindu Tanah Air menyambut baik keputusan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang telah menjadikan Candi Prambanan sebagai sarana peribadatan.

Baca Juga: Pemuka Agama Hindu Dukung Candi Prambanan Jadi Pusat Peribadatan

“Candi Prambanan sebagai pusat umat Hindu di Indonesia. Kami gambarkan umat Hindu di dunia ada 600 juta orang. Jika yang datang ke sini 1 persen, itu sudah uang besar. Itu perlu disambut dengan persiapan yang matang. Penginapannya disiapkan, upacara disiapkan, perlu melibatkan stakeholder. Ini [Candi Prambanan] menjadi deposito masa depan,” kata Ida Pandita Agung Putra Nata Siliwangi, saat berlangsung Upacara Tawur Kesanga Hari Raya Nyepi 1944 Saka/Tahun 2022 di pelataran Candi Prambanan, Klaten, Rabu (2/3/2022).

2. Candi Sewu

Tim Ekspedisi KRL Solo-Jogja yang menjadi bagian dari Solopos.com pernah mengeksplorasi keindahan dan mengulik sejarah Candi Sewu, Jumat (9/4/2021).

Candi Sewu merupakan candi berlatar agama Buddha terbesar kedua di Jawa Tengah yang dibangun pada abad ke-8 Masehi.

Meski namanya Candi Sewu, sebenarnya jumlah candinya tidak benar-benar ada 1.000 buah, melainkan 249 bangunan yang terdiri dari 1 candi utama, delapan candi penjuru, dan 240 candi perwara. Rangkaian 249 candi ini membentuk denah mandala, yaitu perwujudan alam semesta dalam kosmologi Buddha Mahayana.

Baca Juga: Hadiri Tawur Kesanga Nyepi di Candi Prambanan Klaten, Ini Pesan Wamenag

3.Candi Plaosan

Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Lokasinya berjarak kurang lebih 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu.

Candi Plaosan yang merupakan candi Buddha ini oleh para ahli diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu, yaitu pada awal abad ke-9 M.

Dikutip dari https://candi.perpusnas.go.id, candi ini merupakan sebuah kompleks bangunan kuno yang terbagi menjadi dua. Masing-masing kompleks Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara) dan kompleks Candi Plaosan Kidul (kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan).

Pahatan yang terdapat di Candi Plaosan sangat halus dan rinci, mirip dengan yang terdapat di Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari.

Baca Juga: Peserta Tawur Agung di Candi Prambanan Harus Punya ID Card Khusus

4. Candi Lumbung

Candi Lumbung berlokasi di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi Lumbung merupakan candi Buddha yang diperkirakan dibuat di sekitar abad ke-9 sampai abad ke-10, tepatnya pada saat masih dikuasai oleh kerajaan Mataram Kuno.

Dikutip dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id, candi ini merupakan salah satu candi yang masuk dalam kawasan warisan dunia Prambanan. Candi Lumbung adalah candi yang tak jauh berbeda atau pun berhubungan dengan Candi Sewu.

Hal itu diketahui dari bentuk candi-candi perwaranya yang mirip dengan candi perwara di Sewu, yaitu atapnya yang berbentuk stupa. Sehingga menunjukan Candi Lumbung berlatar belakang candi Buddha. Nama Lumbung sendiri masih belum jelas diketahui secara pasti. Nama tersebut merupakan sebutan masyarakat di sekitarnya karena bentuknya yang mirip lumbung (bangunan tempat penyimpanan padi).

5. Candi Sojiwan

Baca Juga: Umat Hindu Menahan Rindu Kemeriahan Melasti di Umbul Geneng Klaten



Candi Sojiwan terletak di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Candi ini merupakan salah satu Candi Buddha di Kawasan Prambanan yang diperkirakan dibangun di abad ke-9 hingga ke-10.

Dikutip dari https://kebudayaan.kemdikbud.go.id, Candi Sojiwan memiliki keunikan. Keunikan ini berasal dari beberapa panel relief yang bercerita tentang cerita-cerita binatang. Jika dipahami lebih dalam cerita-cerita ini menyampaikan pesan-pesan moral yang tidak lekang oleh waktu. Pesan-pesan moral ini juga sangat berguna untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

6. Candi Bubrah

Candi Bubrah berlokasi di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini bercorak Buddha.

Dikutip dari https://candi.perpusnas.go.id, tidak banyak informasi yang didapat mengenai candi yang saat ini tinggal berupa batur alias kaki candi yang telah rusak dan onggokan batu bekas dinding.

Baca Juga: Upacara Melasti di Umbul Geneng Klaten Tetap Khidmat Meski Terbatas

Nama bubrah dalam bahasa Jawa berarti hancur berantakan. Tidak jelas apakah candi ini dinamakan bubrah karena ketika ditemukan kondisinya memang sudah dalam keadaan hancur berantakan.

7. Candi Merak

Candi Merak terletak di Dukuh Candi Merak, Desa Karanganom, Kecamatan Karangnongko. Candi ini dijadikan tempat peribadatan pemeluk agama Hindu.
Setiap bulan Januari, Candi Merak digunakan pemeluk agama Hindu untuk menjalankan upacara hari raya Saraswati.

Dari catatan Dinas Purbakala, Candi Merak ditemukan pada tahun 1926. Berdasarkan penelitian Dinas Purbakala, candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Hindu abad ke-9 hingga ke-10 Masehi.

Di Candi Merak terdapat tiga arca yang berlatar belakang agama Hindu. Ketiga arca tersebut adalah Yoni, arca Ganesha, dan arca Durga. Arca lain yang tersebar disekitar halaman candi Merak adalah arca nandi dan dewa-dewa Hindu lain.

Baca Juga: Perayaan Sewindu Prambanan Jazz Digelar Hibrida, Ini Daftar Artisnya

Menurut juru pelihara candi, Susanto, nama Candi Merak berasal dari sebutan warga terhadap tempat penemuan candi tersebut. Konon, di lokasi penemuan candi terdapat pohon Joho. Pohon Joho merupakan sejenis pohon beringin yang sangat besar.

“Karena ukurannya yang sangat besar, pohon tersebut digunakan sebagai sarang oleh burung Merak,” kata Susanto kepada Solopos.com, Jumat (17/4/2015).

8. Candi Gana

Candi ini berlokasi di Dusun Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi bercorak agama Buddha ini terletak sekitar 300 meter sebelah timur Candi Sewu dan mempunyai arah hadap ke barat.

Dikutip dari wikipedia, candi ini semula disebut Candi Asu. Dalam bahasa Jawa, Asu berarti anjing. Sebelum masa prapemugaran ada banyak anjing di sekitar candi ini. Nama Candi Asu berubah menjadi Candi Gana karena ditemukan hiasan gana atau orang kerdil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya