SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi


Manila–
Pembantaian 57 warga sipil dan wartawan di Manguindanao, Filipina, oleh klan Ampatuan 23 November lalu, bukanlah kali pertama. Selama 8 tahun memerintah, kaum ‘ningrat’ di Filipina Selatan itu telah melakukan pembantaian politik dengan lebih dari 250 orang korban.

Dugaan menggemparkan itu disampaikan oleh Kepala HAM Nasional Filipina sebagai otoritas sah yang menuntut pemimpin Klan Ampatuan dengan dugaan pemberontakan. Seperti dilansir AFP, Rabu (9/12), klan Ampatuan juga pernah melakukan pembunuhan dengan gergaji mesin dengan korban dikubur hidup-hidup.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Polisi Filipina mengatakan, pihaknya telah menetapkan sedikitnya 161 tersangka, termasuk tentara dan polisi jahat yang loyal terhadap klan Ampatuan. Mereka terlibat dalam pembantaian politik yang menewaskan 57 warga sipil 23 November lalu.

Komisioner HAM Leila de Lima mengatakan Ampatuan telah membunuh lebih dari 200 orang selama 8 tahun pemerintahan brutalnya. Pemerintahan Gloria Arroyo mengabaikan hal itu karena Ampatuan adalah sekutu penting bagi Arroyo. Ampatuan ikut membantu memenangkan Arroyo saat Pemilu.

“Setiap orang sudah mengetahui (soal pembunuhan), tetapi mereka mentolerirnya,” kata Leila.

“Itulah mengapa kami ingin akuntabilitas sekarang. Tahun-tahun toleransi dan pengabaian selesai,” tegasnya.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya