SOLOPOS.COM - Praktik seleksi benih padi yang ideal untuk musim tanam selanjutnya oleh KKN UNS tim 128 dan penyuluh pertanian di Desa Johunut, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI – Kuliah Kerja Nyata Universitas Sebelas Maret atau KKN UNS kelompok 128 melakukan upaya pelestarian benih padi lokal di Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri bernama Slegreng Lokal Paranggupito.

Selain itu mengingat lahan sawah di Wonogiri mencapai 32.677 hektar dan lahan bukan sawah 88.540 hektar (data 2019) maka selain pelestarian benih padi lokal, KKN UNS juga melakukan kegiatan pembuatan pupuk organik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Upaya pelestarian Slegreng Lokal Paranggupito yang sudah ada sekitar 1985 karena melihat kondisi saat ini dimana petani harus membeli benih tersebut di Wonosari, Gunung Kidul. Di mana benih tersebut sudah menggunakan merk Handayani sejak 2017.

Baca juga: Mahasiswa KKN UNS 98, Ajarkan Budidaya Ikan Nila dan Buat Abon

Penyuluhan yang dilaksanaan KKN UNS 128 dilakukan di 13 dusun di Desa Johunut, yakni di Dusun Waruharjo, Klampok, Nagan, Kenteng, Johunut. Kemudian Dusun Pule, Gebang, Mloko, Gemulung, Sambi, Prengguk, Pakel, dan Dusun Salam. Penyuluhan dimulai 14-17 Februari 2022 dilaksanakan di balai dusun atau rumah ketua RT/RW tiap dusun.

KKN UNS Solo kelompok 128 menggandeng penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian Wonogiri di Kecamatan Paranggupito, Yuwono Hastiarto dan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Johunut, Sukimo.

Padi slegreng merupakan varietas padi lokal Kecamatan Paranggupito yang sulit didapatkan. Namun KKN UNS 128 berhasil menemukan benih pada Slegreng lokal saat penyuluhan di Dusun Nagan dan Kenteng.

“Iya pas penyuluhan di Dusun Nagan dan Dusun Kenteng, masih ada warga yang merawat benih padi Slegren lokak Paranggupito,” ujar Yuwono.

Baca juga: Rektor UNS: Ini 5 Langkah Nyata Pencegahan Korupsi di Kampus

Dalam kesempatan tersebut disampaikan mengenai “Mandiri Benih”. Agar bisa mencapai mandiri benih di Desa Johunut maka diperlukan tanaman sehat agar menghasilkan panen ideal dan bisa digunakan sebagai benih untuk musim tanam selanjutnya.

Untuk itu perlu perbaikan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk organic, kapur pertanian dan pengurangan pemakaian herbisida. Dijelaskan pula cara seleksi benih dan pemupukan berimbang. Di mana penggunaan pupuk kimia harus sesuai kebutuhan dan pemanfaatan pupuk organik untuk kesehatan tanah. Termasuk upaya pengendalian hama terpadu.

Dijelaskannya untuk seleksi benih dilakukan dengan air yang sudah dicapur dengan garam krosok. Kemudian masukan telur ayam Jawa, jika telur mengambang berarti siap digunakan. Selanjutnya masukan benih padi, yang tenggelam itu yang dijadikan benih. Selanjutnya dicuci dengan air bersih minimal dua kali lalu dijemur.

Baca juga: Tim KKN UNS 99 Ajak Bikin Kripik Ubi di Purworejo, Warga Antusias

Selanjutnya pembuatan pupuk organik dengan bahan pupuk kandang, kapur pertanian (dolomite), decomposer dan bahan tambahan (sampah sisa dapur). Siapkan pupuk kandang kemudian diberi bahan tambahan, siram dengan dekomposer yang sudah dicampur air bersih.

Lalu taburi kapur pertanian secara merata, jika masih ada pupuk kandang bisa ditaruh di atasnya hingga ketinggian maksimal 1,5 meter, tutup bagian atasnya. Setelah dua pekan pupuk diaduk agar tercampur dan siap digunakan.

Diharapkan setelah penyuluhan inu hasil pertanian di Desa Johunut akan mengalami peningkatan sehingga panen lebih banyak dan berkualitas. “Semoga setelah adanya kegiatan KKN UNS 128, kelompok tani di Desa Johunut bisa aktif kembali,” jelas Sukimo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya