SOLOPOS.COM - Ilustrasi bazar. (freepik)

Solopos.com, SOLO—Pekan bazar dan pameran seni Smansa (SMAN 1 Sukoharjo). Pagi itu, keriuhan terjadi di lapangan sekolahan. Ada berbagai macam aktivitas siswa, beberapa melayani pembeli, yang lain menawarkan dagangan, namun ada pula yang antre untuk membeli.

Lapangan sekolahan yang semula kosong disulap menjadi menarik dengan berbagai tenda warna-warmi. Tenda-tenda untuk menampung lapak siswa.
Terdapat berbagai lapak yang menawarkan makanan, minuman, kaus, maupun pernik-pernik. Para siswa terlihat saling menawarkan dagangan mereka dengan promosi semenarik mungkin. Mereka senang dengan acara yang diselenggarakan OSIS dan sekolah untuk memperingati HUT Smansa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di aula, ada pameran seni. Berbegai macam karya siswa terpajang di sana. Produk-produk yang dipamerkan, antara lain tas lukis, sepatu lukis, caping lukis, pot dari limbah kertas, kain ecoprint, dan lain-lain. Produk-produk tersebut dilabeli harga sehingga yang berminat bisa membelinya.

Selain memeringati HUT Smansa dan mengisi jeda semester, kegiatan itu juga bertujuan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada siswa. Dengan begitu para siswa bisa menyalurkan bakat dan potensi mereka. Selain pekan bazar dan pameran seni, juga digelar berbagai lomba, seperti lomba olahraga, lomba seni, dan lomba bahasa.

Setiap kelas wajib mengirimkan perwakilan untuk mengikuti setiap lomba. Jadi setiap kelas dituntut untuk bisa kompak membagi anggotanya, saling bekerja sama dan saling membantu. Tidak ada istilah iren-irenan.

Melalui kegiatan positif yang menuntut kerja kelompok, harapannya bisa mengikis jarak antarsiswa. Dalam pembuatan produk hingga berjualan, semua siswa saling bantu. Tidak ada perbedaan agama, gemuk-kurus, kelas sosial, latar belakang keluarga, siapa yang bersepeda atau jalan kaki ke sekolah, dan lainnya. Semua siswa harus bisa saling bekerja sama dan saling menghargai.

Dengan mengikisnya jarak antarsiswa, diharapkan rasa toleransi yang tinggi, rasa kebersamaan yang tinggi, dan rasa saling memiliki yang tinggi akan tumbuh. Kerja sama akan mengikis prasangka-prasangka yang tidak baik antarteman.

Prasangka-prasangka jelek terhapus sehingga akan muncul sikap saling menyayangi dan mengasihi. Rasa bahagia yang muncul dalam diri siswa akan memacu pikiran positif dan sikap-sikap positif juga.

Sikap yang positif akan berdampak siswa untuk tidak melecehkan temannya. Mencegah siswa melakukan tindak perundungan atau bullying verbal, nonverbal, siber, maupun sosial.

Tindak perundungan verbal atau perundungan lewat kata-kata biasanya sebagai awalan untuk tingkat perundungan selanjutnya. Biasanya pelaku perundungan mengintimidasi korban dengan memberikan nama julukan buruk, celaan kasar, membicarakan di belakang, bahkan meneror.

Tindak perundungan nonverbal lebih ke kekerasan secara fisik. Pelaku perundungan akan melakukan tindak pemukulan, menendang, mengeroyok, serta tindakan lain yang mencederai fisik korban. Sedangkan perundungan sosial berkenaan dengan perundungan yang bertujuan merusak reputasi seseorang, seperti mempermalukan dan mengajak untuk tidak berteman dengan korban. Terakhir adalah perundungan siber, seperti mengirimkan pesan teror, rumor, dan mempublish hal-hal yang memalukan si korban.

Di indonesia, perlindungan anak tertuang dalam UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002. Menurut Pasal 1 ayat (15a), bullying menjadi sebagai kekerasan terhadap anak saat mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaran. Ini termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan melawan hukum.

Marilah kita sebagai pendidik menjembatani dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan siswa yang positif untuk menumbuhkembangkan rasa empati, toleransi, menghargai, dan bekerja sama. Kita sisipkan dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari untuk menghargai semua perbedaaan di antara teman-teman sekolahnya. Kita ajari siswa menjauhi prasangka-prasangka buruk pada teman. Kita beri teladan kepada siswa dengan tutur kata, sikap. dan perbuatan yang baik. Aku, kamu, dan kita bisa seiring sejalan walau berbeda-beda.

Penulis adalah guru SMAN 1 Sukoharjo

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya