SOLOPOS.COM - Ilustrasi dokter menjelaskan kista ovarium (Freepik)

Solopos.com, SOLO—Sebagian wanita yang mengeluh adanya kista atau miom. Bahkan hingga mengganggu kehamilannya. Lalu apakah kista dan miom itu?

Dokter spesialis obgyn konsultan onkologi Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Hermawan Udiyanto, menjelaskan kista dan miom merupakan jenis tumor yang sering terjadi atau ditemukan pada wanita.

Menurutnya, kista dan miom merupakan istilah yang menggambarkan jenis penyakit yang jinak. Meskipun dia juga mengatakan ada jenis kista yang ganas.

“Kalau bicara kista dan miom, istilah ini menggambarkan kalau penyakit itu jinak. Kista itu kebanyakan asalnya dari indung telur. Dalam bahasa medis ada namanya kista ovarium. Bahasa awamnya adalah kista indung telur,” kata dia dalam Health Talk RS JIH Solo dengan tema Kista & Miom Pada Wanita Berbahayakah?, yang disiarkan di Youtube RS JIH belum lama ini.

Dia menjelaskan ada perbedaan mendasar antara kista dan miom jika dilihat dari wujudnya. Dijelaskan, kista merupakan suatu tumor yang isinya cairan. Dia menyebutkan bahwa bentuk kista itu seperti balon yang berisi air. Kemudian biasanya kista berlokasi di ovarium.

Baca Juga: Jangan Panik, Begini Cara Mencegah Penularan Penyakit Cacar Monyet

Sementara miom adalah tumor padat yang jinak. “Bahasa medisnya mioma uteri. Itu artinya tumor padat yang jinak pada rahim. Jadi kalau miom itu tumornya padat dan tempatnya di rahim atau di kandungan, sementara kista indung telur adanya di indung telur,” jelas dia.

Dia juga menyebutkan jika miom memiliki banyak jenis, tergantung dari loksinya. Miom yang kebanyakan ditemukan ada yang menempel di dinding rahim.

“Ini seringnya tidak menimbulkan keluhan sebab tidak mengganggu menstruasi. Kemudian ada miom yang terletak di dalam otot rahim. Otot rahim ini sering mengakibatkan gangguan menstruasi. Ada perubahan pola menstruasi, biasanya menstruasi jadi banyak,” lanjut dia. selanjutnya ada miom yang ada di dalam rahim.

Meskipun ada banyak jenis miom, namun menurutnya ketiga jenis itulah yang sering ditemukan. Masing-masing jenis miom yang berada di lokasi yang berbeda itu memberikan keluhan berbeda.

Baca Juga: Ingin Jalani Pola Hidup Sehat? Ini yang Harus Diperhatikan

Dokter spesialis obgyn konsultan onkologi Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Hermawan Udiyanto (Tangkapan Layar Youtube)
Dokter spesialis obgyn konsultan onkologi Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Hermawan Udiyanto (Tangkapan Layar Youtube)

“Kalau yang di otot rahim dan di dalam rahim itu seringnya berhubungan dengan gangguan menstruasi. Namun penyakit itu tidak berbahaya. Selama dipastikan jinak, ini tidak berbahaya, hanya memberikan dampak pada kenyamanan saja,” kata dia.

Lebih lanjut Hermawan menjelaskan, untuk kista, dengan asumsi tumor jinak yang berisi ciran, itu keluhannya hampir tidak ada. “Tergantung juga jenis selnya. Ada yang mengganggu pola menstruasi tapi itu jarang. Biasanya keluhannya kalau sudah besar sehingga timbul penekanan-penakanan organ di sekitarnya. Mislanya kencing jadi sering, atau buang air besar jadi terhambat karena besarnya dari jenis tumor itu. Tapi kalau gejala awalnya hampir tidak ada,” lanjut dia.

Untuk itu rata-rata kasus miom dan kista baru ditemukan tanpa sengaja saat pasien melakukan pemeriksaan USG. Namun hal itu juga tergantung kepekaan pasien.

Dengan begitu diharapkan ketika telah muncul keluhan atau tanda-tanda adanya kista dan miom dapat segera melakukan pemeriksaan, untuk memastikan seberapa besar dampak dari kemunculannya. Sebab tidak menutup kemungkinan kemunculan penyakit tersebut akan mempersulit kehamilan karena lokasinya yang berada di organ reproduksi dalam wanita. “Kalau mempengaruhi kehamilannya, sebainya miom diambil,” kata dia.

Baca Juga: Ajak Anak-Anak ke Mal, Ini yang Dilakukan RS JIH Solo di Hari Anak

Mengenai tindakan atau pengambilan miom, menurutnya miom bisa ditangani hampir semua dokter kandung, tidak harus ke onkolog. Sedangkan untuk kista, harus dipastikan apakah masuk jenis jinak atau ganas.

“Kista itu sebenarnya ada dua jenis. Kista yang bersifat normal atau kista fungsional, itu kista yang muncul karena berhubungan dengan siklus menstruasi atau bersifat hormonal. Tidak usah diterapi bisa hilang sendiri. Tapi ada kista nonfungsional, yakni kista penyakit. Kista penyakit ini dia akan tumbuh terus,” jelas dia.

Jika kista mengarah pada jenis yang ganas, maka dalam penanganannya harus dilakukan oleh onkolog atau dokter yang spesialis onkologi. “Penentuan ganas atau tidak akan dilakukan saat operasi. Saat operasi, diperiksa kistanya itu jinak atau ganas, sebab itu akan mempengaruhi prosedur tindakan operasinya yang sangat berbeda,” lanjut Hermawan.

Kista ganas juga akan memerlukan tindakan lanjutan yang lebih panjang, seperti tindakaan kemoterapi, tindakan operasi kanker dan sebagainya.

Rekomendasi
Berita Lainnya