SOLOPOS.COM - Sopir taksi melakukan aksi di Pagelaran Kraton Jogja, Jumat (17/2/2017) pagi. (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Kisruh taksi online di Jogja kian memanas

Harianjogja.com, JOGJA– Kisruh keberadaan taksi online di Kota Jogja kian memanas. Aksi bentrok antara sopir taksi konvensional berplat kuning dengan sopir taksi online berplat hitam nyaris terjadi di kawasan Malioboro, Sabtu (18/2/2017) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tindakan yang membuat macet di sepanjang Jalan Malioboro itu dipicu oleh taksi online yang menaikkan penumpang dari kawasan Jalan Malioboro. Peristiwa serupa dalam skala kecil juga terjadi di tiga lokasi pada Minggu (19/2/2017) siang.

Ketua Paguyuban Taksi DIY Sutiman mengakui, pihaknya kesulitan mengendalikan anggotanya di lapangan sehingga sering terjadi perselisihan di jalanan tak terkecuali yang terjadi pada Sabtu (18/2/2017) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Solidaritas antar sopir taksi plat kuning saat ini sangat tinggi sehingga ketika terjadi tindakan menegur taksi online, sopir taksi plat kuning lainnya pun berdatangan dengan sendirinya.

Menurut Sutiman, tindakan itu dilakukan bukan tanpa dasar. Sebagai taksi yang memiliki izin resmi dari pemerintah sekaligus penopang kebutuhan hidup keluarga, namun kini ada pihak yang berupaya mengambilnya.

“Maka rekan-rekan taksi itu anane ming nekat [adanya cuma nekat]. Golek duwit wis ra tau bayaran [cari uang tidak dapat], di rumah memikirkan kebutuhan rumah tangga, di kantor harus setor juragan, di jalan harus mengisi bensin yang dipakai untuk jalan, nek ora stres kepiye?,” ungkap Sutiman, Minggu (19/2/2017).

Ia menjelaskan, peristiwa pada Sabtu malam berawal sekitar pukul 22.30 WIB terdapat taksi online yang menaikkan penumpang di Jalan Malioboro. Saat bersamaan terdapat sejumlah taksi konvensional yang mengetahui. Akibatnya terjadi adu mulut, hingga berbagai sopir taksi konvensional berdatangan di tempat kejadian perkara (TKP). Kondisi itu membuat sepanjang Jalan Malioboro macet total.

“Awalnya ada teman mengetahui ditegur, adu mulut. Teman-teman ini kan baru panas, jadi partisipasinya sangat tinggi, begitu ada kesenggol saling berdatangan semua taksi, tidak pandang merek. Akhirnya dari pihak online pergi, saat itu,” ungkapnya.

Hanya saja, salahsatu sopir taksi online yang ditegur tersebut, kata dia, juga menghubungi teman-temannya. Mereka sempat berkumpul di kawasan Kotabaru hingga mencapai puluhan. Untungnya, petugas kepolisian datang ke lokasi untuk meredam aksi anarkis. Sehingga pada Minggu (19/2) dinihari situasi yang awalnya memanas menjadi kondusif.

Sutiman mengatakan, pihaknya sudah berkali-kali berupaya meredakan situasi, namun lagi-lagi terjadi. Pada Minggu (19/2) siang, kata dia, peristiwa serupa dalam skala kecil juga terjadi di tiga lokasi.

Antara lain di Kawasan Jalan AM Sangaji, Jalan Mataram dan Kawasan Ngampilan. Kasusnya sama, sopir taksi online kedapatan menaikkan penumpang kemudian ditegur dan terjadi adu mulut.

“Itu sering, saya mengendalikan anak-anak itu sampai kewalahan, ini tadi ada tiga titik kejadian siang. Kasusnya sama, cuma yang berdatangan tidak sampai lama dan banyak seperti di Malioboro semalam,” kata dia.

Oleh karena itu, Sutiman berharap kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubowono membawa kabar baik, setelah menjanjikan akan membawa aspirasinya ke Menteri Perhubungan dan Menkominfo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya