SOLOPOS.COM - Warga berswafoto di Jembatan gantung di Dukuh Dungus, Desa Mundu, Tulung, Klaten, Rabu (4/8/2021). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Warga Dukuh Dungus, Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Klaten, mengaku sangat membutuhkan jembatan gantung sepanjang kurang lebih 50 meter yang telah berdiri sejak 10 tahun lalu. Sebelum jembatan gantung tersebut berdiri, warga harus bertaruh nyawa saat melintasi jurang sedalam 30 meter, yakni hanya dengan seutas tali.

Hal itu diceritakan tokoh pemuda di Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Supono. Sekitar 10 tahun lalu, Jembatan Gantung Dungus mulai dibangun Pemkab Klaten di bawah kepemimpinan Sunarna. Pembangunan menelan biaya senilai Rp135 juta.

Promosi Pegadaian Area Surabaya 2 Gelar Festival Ramadan 2024 di 2 Lokasi

Sebelumnya, menurut dia, di lokasi tersebut berdiri jembatan yang terbuat dari bambu.

Baca juga: Cakep! Jembatan Gantung Dungus Klaten Dicat Warna-Warni, Cocok untuk Spot Selfie

Saat jembatan yang terbuat dari bambu itu ambrol, warga dilanda kebingungan. Jembatan tersebut menjadi akses menghubungkan Dukuh Dungus, Desa Mundu, Kecamatan Jatinom dengan Pager Jurang, Musuk, di Kabupaten Boyolali. Jika tak melintasi jembatan, warga harus berjalan memutar sekitar lima kilometer.

“Dulu, jauh sebelum Jembatan Gantung Dungus ini dibangun, warga di sini tetap melintasi Jurang Siledok ini hanya dengan seutas tali [mirip flying fox]. Sepanjang itu, semuanya selamat. Itu sudah menjadi masa lalu. Kalau sekarang, ya melintasi jembatan gantung ini. Jembatannya sudah kuat,” kata Supono, saat ditemui Solopos.com, Rabu (4/8/2021).

Anggaran Cat dari Warga

Supono mengatakan warga di desanya terlibat proaktif dalam merawat jembatan gantung Dungus. Hal itu seperti mengecat jembatan dalam rangka merayakan HUT ke-76 RI.

“Kami rawat jembatan ini. Kali ini, kami cat warna-warni dengan 10 kaleng cat. Semua anggaran dari warga,” kata Supono.

Baca juga: Ditantang Warga Positif Covid-19 Main Pingpong di GOR Gelarsena Klaten, Begini Jawaban Gubernur Ganjar

Pascapengecatan warna-warni, lanjut Supono, je mbatan Gantung Dungus banyak didatangi pengunjung dari Tulung dan sekitarnya. Hal itu terutama dari penghobi bersepeda.

“Banyak yang datang ke sini saat Sabtu dan Minggu. Di akhir pekan itu, tingkat kunjungan mencapai 100 orang saat Sabtu dan Minggu itu. Mereka berasal dari Solo, Sukoharjo, Klaten Kota, dan lainnya. Di sini, kunjungan bersifat gratis. Jembatan ini dinilai cocok untuk spot selfie,” katanya.

Hal senada dijelaskan Ketua RT 004 di RW 003, Dukuh Dungus, Desa Mundu, Kecamatan Tulung, yakni Hadi Mulyono, 65. Hasil kreativitas kawula muda dengan mengecat jembatan menjadi warna-warni ternyata memperoleh sambutan hangat dari warga Mundu dan di luar Mundu.

“Banyak yang datang ke sini. Daerah sini yang dulu sepi menjadi ramai. Beberapa warga juga mulai berjualan di sini, seperti susu segar atau es degan. Kami akan terus menata kawasan ini dengan menambah gazebo dan lainnya. Sehingga, lokasi di sini semakin nyaman dikunjungi,” katanya.

Baca juga: Sukarelawan di Garda Depan Penanganan Covid-19 Klaten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya