SOLOPOS.COM - Agus Nugraha, 35, warga Nusupan RT 3, Desa Trihanggo, Mlati, Sleman menunjukkan kartu keluarga miskin miliknya di Pos Satpam DPRD Sleman, Senin (27/8)(JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Agus Nugraha, 35, warga Nusupan RT 3, Desa Trihanggo, Mlati, Sleman menunjukkan kartu keluarga miskin miliknya di Pos Satpam DPRD Sleman, Senin (27/8)(JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Bagi warga kurang mampu, jaminan sosial yang disediakan negara sangat membantu. Sehingga saat jaminan itu hilang, kalutlah yang dirasakan. 

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Agus Nugraha, 35, warga Nusupan RT 3, Desa Trihanggo, Mlati, Sleman duduk lunglai di pos penjagaan DPRD Sleman. Tiba-tiba air matanya menitik. Tangannya yang memegang kartu keluarga miskin bergetar.

“Kalau saya ingin ketemu anggota Dewan dengan siapa ya?” tanya Agus pada Satpam DPRD Sleman, Heru, Senin (27/8).

Agus menuturkan kartu keluarga miskin (KKM) miliknya berubah, nama empat orang anaknya tidak lagi tercantum. Hal itu menyulitkan karena anak ke tiga akan masuk sekolah lanjutan pertama. Tanpa keterangan miskin deretan angka ratusan ribu biaya sekolah terbayang di depan mata.

“Saya hanya ingin nama anak saya [Rama Giovans] dimasukkan lagi dalam KKM ini. Bagaimana bisa 2012 hilang, padahal 2010 hingga 2011 nama anak saya masih masuk dalam daftar,” kata Agus.

Agus mengaku telah menanyakan ulang keanehan kartu miskin miliknya itu mulai RT hingga desa. Hanya jawaban tak memuaskan yang didapat. Aparat mengklaim kartu yang kini di genggamannya telah diverifikasi.

“Kalau verifikasi data itu kapan? Kenapa saya tidak pernah ditanya atau disensus sama sekali,” ujarnya dengan nada bergetar. Ia menilai jika anaknya yang sudah bekerja tidak masuk data KKM tidak masalah. “Ini anak saya masih sekolah, butuh biaya. Saya harus bagaimana?”

Selain soal sekolah, tanpa masuk kartu miskin maka biaya kesehatan jadi lebih mahal. Setidaknya saat berobat menggunakan Jamkesda, Agus pernah ditolak. “Kalau bisa diubah lebih baik anak-anak saya yang dapat, saya dan istri tidak masalah,” kata suami Saryanti yang memiliki empat orang anak itu, yakni Rolland Yuda Nugroho, Arjun Prasetya Nugraha, Rama Giovans dan Sinta Ayu Habsaro.

Anggota Fraksi PKS Sofyan S Darmawan mengatakan masalah ini muncul karena validasi data salah. Data kemungkinan ada yang hilang terlebih warga sudah dianggap mampu padahal secara faktual belum.

Sofyan menuturkan meskipun tetap harus mengurus KKM ini, Agus bisa memasukkan anaknya lewat dana beasiswa keluarga miskin dari pemerintah pusat. Menurutnya bisa diproses asalkan KKM dilampiri kartu keluarga milik Agus Nugraha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya