SOLOPOS.COM - Suniyat, veteran seroja berusia 60 tahun. (Andreas Tri Pamungkas/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA- Duka lepasnya Timor Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat pemerintahan B.J Habibie, masih saja menyelimuti veteran Seroja ketika peringatan Kemerdekaan RI. Suniyat, veteran berusia 60 tahun ini mengisahkan perjuangan para veteran kala itu.

Berkisar 1975, operasi seroja, penyerbuan berakhir dengan pengintegrasian wilayah Timor Timur ke NKRI itu. Terlepas dari kontroversi invasi yang dituding diwarnai dengan pembantaian pada anggota Fretelin, menurut dia lebih banyak duka yang dialami dalam peperangan oleh pasukan. Awalnya, veteran seroja ini hanya ditugasi sekian bulan, ternyata ia harus bertahan sampai kurang lebih satu tahun.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

“Rambut saya sampai gondrong, dan dua bekal baju yang saya bawa dipakai berulang setahun hingga sampai robek- robek,” ujarnya usai mengikuti detik- detik Proklamasi di Gedung Agung, kemarin.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat mendengar sirine detik- detik proklamasi dibunyikan dari segala penjuru, Suniyat mengaku kenangannya kembali muncul. Bunyi sirine itu mengingatkannya saat awal kali memasuki Timor Timur, kala itu semua dalam kondisi terbatas. Air tidaklah mudah diperoleh, begitu halnya dengan kebutuhan logistik, sementara bantuan sulit masuk lewat darat. Saat perperangan pecah, veteran terpaksa hanya bisa bertahan di sebuah bukit karena habisnya amunisi peluru.

“Kalau enggak ada bantuan roket, pasukan kemungkinan sudah habis,” katanya.

Pria yang kini tinggal di Jalan Babaran, Jogja ini satu dari sekian pasukan yang selamat. Beberapa rekannya, bahkan komandan regunya gugur di medan perang. Ketugasannya ke Timor Timur pun tak hanya sekali saja. Karena peperangan yang terus berlanjut sampai 1978, ia bolak- balik dikirim sampai tiga kali. Beruntung ketugasannya semasa lajangnya itu tak berujung dengan kehilangan nyawanya. Dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu, lulusan Tantama TNI ini meneruskan hidupnya dengan istrinya dan dikarunia dua anak.

“Sayang ya, Timor Timur sudah lepas, padahal…” ujarnya penuh penyesalan.

Di DIY sekarang ini, ungkapnya terdapat sekitar 3.000 veteran yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia DIY. Tapi menurut dia perhatian kesejahteraan terhadap veteran sampai sekarang masih saja tarik ulur.

“Mereka yang non TNI- Polri dapat pensiunan, tapi dari TNI, PNS, Polri baru mendapatkan Rp250.000,” ungkapnya.

Saat ini, pengajuan pengupahan baru tengah diajukan dengan harapan ada tambahan untuk veteran. Namun, ia mengaku belum bisa memprediksi peluang disetujui atau tidak peraturan pemerintah soal pengupahan pada veteran tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya