SOLOPOS.COM - Veteran TNI AD, Sirun, 77 saat berada di kawasan Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Wonogiri, Kamis (10/11/2022). Sirun merupakan mantan anggota RPKAD, kini bernama Kopassus yang mengikuti Operasi Seroja pada 1975-1976. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sirun, 77, tampak khidmat menyanyikan lagu Indonesia Raya saat mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Kamis (10/11/2022). Pria itu masih mampu berdiri tegak meski perlu menggunakan tongkat ketika berjalan.

Sirun veteran Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia mantan pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD yang mini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menjadi anggota TNI sejak umur 21, Sirun telah bertugas di beberapa pulau besar dan kecil di Indonesia. Tak main-main, sebagai anggota pasukan khusus, Sirun kerap ditempatkan di daerah operasi militer.

“Saya pernah bertugas di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Irian [Papua], dan Timor Timur [Timtim]. Yang paling menantang dan berat tapi berkesan itu waktu saya bertugas di Timor Timur,” kata Sirun ketika berbincang dengan Solopos.com seusai nyekar di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Wonogiri, Kamis (10/11/2022).

Kali pertama, Sirun ditugaskan di Timor Timur tahun 1975. Sirun bersama pasukan lain tidak mengenakan seragam saat beroperasi melainkan berpakaian laiknya preman.

Baca Juga: Ini Dia 5 Tempat Nongkrong Asyik di Wonogiri

Belum ada perang terbuka. Mereka masih mencari informasi dan melakukan pengintaian selama 10 bulan. Akhir 1975, Operasi Seroja atau invasi Indonesia ke Timor Timur resmi diberlakukan.

Setelah kembali ke barak selama satu bulan, Sirun diberangkatkan lagi ke Timor Timur tahun 1976. Perang terbuka pun tidak bisa dihindarkan.

Selama berbulan-bulan Sirun dan pasukan lain hidup bergerilya dari kampung ke kampung, dari hutan ke hutan.

Pada suatu petang menjelang Magrib, Sirun bersama pasukan satu kompi kehabisan bahan makanan. Satu kompi pasukan khusus itu kemudian mencari makanan dan menemukannya di sebuah perkampungan di lereng gunung.

Baca Juga: Monumen Watu Gilang Selogiri, Mengenang Terbentuknya Pemerintahan di Wonogiri

“Ketika kami ambil makanan tiba-tiba ada serangan dari musuh. Kami ditembaki. Kami terperangkap jebakan musuh waktu itu. Keadaan sudah gelap waktu itu. Kebetulan di dekat perkampungan ada sungai, kami segera menceburkan diri dan terus menyusuri sungai hingga tiba di pantai. Saat itu beberapa anggota pasukan tertinggal dan dinyatakan gugur,” ujar dia.

Meski Operasi Seroja berakhir pada Juli 1976, Sirun sempat diberangkatkan kembali pada 1977 ke Timor Timur. Setelah dari Timor Timur, Sirun ditugaskan ke Makassar hingga purna tugas tahun 1994. Kini, ia menetap di Kawasan Pasar Krisak, Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

“Berkat tugas di Timor Timur itu, saya mendapatkan pangkat Seryan Mayor dan dianugerahi sebagai veteran selepas purna tugas. Itu bagi saya pegalaman berharga,” imbuh Sirun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya