SOLOPOS.COM - Foto Soekarno berdoa selepas membacakan proklamasi. (Istimewa/Repro/pwmu.co)

Cerita tentang pemilihan hari pembacaan proklamasi melibatkan melibatkan pertimbangan Kiai.

Solopos.com, SOLO – Proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibacakan pada hari Jumat 17 Agustus 1945. Penentuan tanggal dan hari pembacaan proklamasi itu melibatkan pertimbangan para kiai, salah satunya pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Hasyim Asy’ari.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Berdasarkan keterangan buku Penakluk Badai: Biografi KH Hasyim Asy’ari, Soekarno memang sejak awal sudah berdiskusi dengn Kiai Hasyim mengenai hari kemerdekaan. Pada awal bulan Ramadahan, 8 Agustus 1945, Soekarno mengirim beberapa utusan untuk menemui Kiai Hasyim.

Utusan itu diberi mandat menanyakan hasil istikharah para ulama mengenai hari baik untuk memproklamirkan kemerdekaan. Dari hasil istikharah dipilih hari Jumat 9 Ramadhan 1364 H yang bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 1945.

Dipilihnya hari dan tanggal tersebut dengan pertimbangan hari Jumat adalah sayyidul ayyam atau ibunnya para hari. Dalam Islam hari Jumat dianggap sebagai hari utama yang penuh berkah. Selain hari Jumat, bulan Ramadhan juga memberi keistimewaan tersendiri. Bulan Ramadhan disebut sebagai sayyidus syuhur atau bulan yang paling utama dari bulan-bulan lain.

Dipilihlah hari Jumat (sayyidul ayyam) tanggal 9 Ramadhan (sayyidus syuhur) 1364 H tepat 17 Agustus 1945, dan lihatlah apa yang dilakukan Bung Karno dan ribuan orang di lapangan saat itu, dalam keadaan puasa semua berdoa dengan menengadahkan tangan ke langit untuk keberkahan negeri ini,” seperti tertulis dalam buku tersebut.

Ustaz Abdul Somad, Lc.MA dalam sebuah Khotbah Jumat pernah membahas dua keutamaan waktu tersebut. Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad menambahkan, pemilihan waktu pembacaan proklamasi dilakukan karena dalam Islam ada hadis yang menyatakan doa orang berpuasa akan diijabah oleh Allah SWT.

“Selesai proklamasi dibacakan, bendera dikibarkan, Soekarno menegadahkan kedua tangannya, berdoa kepada Allah SWT yang kemudian diaminkan oleh mereka yang hadir. Foto menjadi bukti sejarah, menjadi saksi bisu hingga hari ini bahwa mereka benar-benar berdoa,” ucap Ustaz Abdul Somad dalam video berjudul Makna Kemerdekaan Indonesia – Khotbah Jumat Utaz Abdul Somad, Lc.MA yang diunggah Tafaqquh Video, 12 Agustus 2016.

Pengakuan negara-negara Islam

Selepas proklamasi, perjuangan para pendiri negara tak berhenti begitu saja, kini perjuangan mempertahankan kemerdekaan mulai bergulir. Pengakuan dari negara-negara lain mengenai kemerdekaan Indonesia sangat diperlukan agar NKRI mendapat pengakuan secara de jure.

Dikutip dari gomuslim.co.id yang mengutip buku Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, pengakuan kemerdekaan Indonesia muncul pertama kali dari negara-negara Islam. Dalam buku tersebut disebutkan dukungan pertama berasal dari mufti asal Palestina Syekh Muhammad Amin Al Husaini.

Mufti tersebut secara terbuka mendukung kemerdekaan Indonesia. Opini pribadi mufti itu sampai disiarkan radio bahasa Arab di Berlin, Jerman. Tak hanya itu, Harian Al-Ahram yang dikenal ketat dalam merilis konten juga menyebarkan opini Syekh Muhammad Amin Al Husaini.

Dukungan selanjutnya muncul dari pimpinan Ikhwanul Muslimin, Syekh Hasan Al Banna. Dengan kekuatannya di bidang media, Hasan Al Banna memberikan tempar di koran-koran miliknya agar mahasiswa Indonesia bisa menyebarkan opini mengenai dukungan kemerdekaan untuk Indonesia.

Derasnya informasi dukungan untuk kemerdekaan Indonesia, pada 22 Maret 1946, Pemerintah Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia. Langkah Pemerintah Mesir menciptakan efek domino, setelahnya ada Syria, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi, Afghanistan dan yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya