SOLOPOS.COM - Penduduk miskin di Hong Kong tinggal dalam kandang besi yang disewakan dengan harga terbilang mahal (Dailymail.co.uk)

Solopos.com, KOWLOON – Sebagai kota metropolitan, kehidupan masyarakat miskin di Hong Kong ternyata terlihat sangat menyedihkan. Mereka terpaksa tinggal di sebuah tempat yang mirip kandang hewan sebagai tempat tinggal.

Dikutip Daily Mail, Kamis (13/2/2014), mereka diharuskan membayar uang sewa HK$1.500 per tahun atau setara dengan Rp2,3 juta untuk tempat tinggal itu. Harga sewa tersebut merupakan patokan tempat tinggal bagi penduduk paling miskin di negara Hong Kong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tempat yang sangat terbatas membuat mereka terpaksa menjemur pakaiannya di tempat yang sama dengan tempat tidur mereka. Dengan panjang hanya 1,8 meter dan lebar kurang dari 1 meter yang disusun bertingkat membuat keadaan mereka terlihat sangat memprihatinkan.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebagian di antara mereka tak bisa meluruskan kaki karena tak sesuai dengan tinggi tubuh mereka. Alhasil saat tidur, mereka terpaksa berbaring dengan posisi meringkuk.

Yang cukup mencengangkan tempat tersebut  ternyata berada di atap lantai XII sebuah apartemen di pusat Kota Kowloon, Hong Kong. Namun, walaupun bentuknya apartemen, jangan kira tempat itu layak huni.

Suasana di tempat itu sangat jauh dari kata layak. Gelap, panas dan sesak sudah lumrah dilalui warga miskin penghuni tempat itu. Keaadaan tersebut disebabkan karena negara ini memiliki penduduk yang cukup banyak.

Dengan luas wilayah hanya sekitar 426 km2 membuat harga sewa rumah di Hong Kong terbilang tinggi. Sebuah apartemen dengan satu kamar tidur kecil bertarif sekitar HK$16.000 atau setara Rp24,5 juta per bulan.

Pemerintah Hong Kong mengatakan ada lebih dari 220.000 orang berada di daftar tunggu untuk mendapatkan perumahan rakyat. Setengah dari angka tersebut hidup sendiri, yang mengharuskan menunggu sekitar 3 tahun untuk mendapatkannya.

Warga miskin tersebut mengungkapkan menyewa rumah “kandang” lebih baik bagi mereka daripada harus tinggal dan hidup di jalan. Salah seorang warga penghuni rumah tersebut, Roger Lee, 61, mengungkapkan dirinya yang hanya tinggal sendiri hanya bisa pasrah pada keadaan.

“Saya sudah berada di daftar tunggu perumahan publik selama bertahun-tahun, tapi saya hanya hidup sendiri sehingga tidak memiliki harapan,” ujar Roger Lee.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya