SOLOPOS.COM - Kepala Dusun Kasuran Wetan, Muhammad Noor Shidiq, menunjukkan kasur busa di rumahnya, Jumat (4/7/2014)/ (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Ada salah satu dusun di Sleman yang warganya memiliki kebiasaan unik secara turun temurun. Kebiasan itu menjadi aturan tak tertulis yang ditaati warga sampai saat ini. Seperti apakah kebiasaan itu? Berikut laporan wartawan Harianjogja.com, Sunartono.

Secara kasat mata, tak ada yang berbeda dengan kondisi Dusun Kasuran Wetan, Desa Margomulyo, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, dibanding dengan dusun lain. Keadaan warganya sama seperti dusun lain. Begitu juga aktivitas keseharian mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berbagai macam mata pencaharian digeluti warga. Bangunan rumah di dusun ini sebagian besar juga terlihat sederhana, khas rumah di perdesaan. Tapi cobalah menelisik jauh ke dalam rumah. Tak ada satupun kasur berbahan dasar kapas di dalam semua rumah di dusun ini.

Warga percaya, jika menggunakan kasur berbahan kapas, maka mereka akan sakit. Selain itu mereka akan mendapatkan gangguan dari makhluk gaib. Mitos itu masih melekat kuat di sebagian besar warga secara turun temurun hingga saat ini. Maka jangan harap ada penjual kasur keliling yang dagangannya laku di kampung ini.

“Sampai sekarang 100 persen warga kami masih mempercayai [mitos] itu,” kata Muhammad Noor Shidiq, Kepala Dusun Kasuran Wetan, Desa Margomulyo, saat ditemui Harianjogja.com di rumahnya, Jumat (4/7/2014) siang.

Di era 1980-an, warga tidur menggunakan tikar maupun tempat tidur bambu. Tapi seiring perkembangan zaman, memasuki 1990-an warga mulai bergeser menggunakan kasur busa.

Menurut Noor Shidiq, mitos yang masih dipercaya warga ini berawal saat masa penjajahan Belanda pada tahun 1600. Dusun Kasuran pernah menjadi rute perjuangan Pangeran Diponegoro yang nyaris kehabisan pasukan karena dikepung Belanda. Kiai Kasur dan Nyai Kasur saat itu tinggal di Kasuran Wetan dan Kasuran Kulon.

Kiai Kasur ingin berangkat membantu Pangeran Diponegoro, namun dilarang oleh Nyai Kasur. “Berawal dari hal itulah, Nyai Kasur kemudian bersumpah, nek ana rejaning jaman [kalau zaman sudah berubah], warga di sini tidak diperbolehkan tidur dengan menggunakan kasur,” ujar Shidiq sedikit menceritakan awal mula munculnya kepercayaan masyarakat itu.

Dusun Kasuran Wetan dan Kasuran Kulon jaraknya berdekatan, tetapi berada di bawah pemerintah desa berbeda. Kasuran Wetan berada di wilayah Desa Margomulyo,  sedangkan Kasuran Kulon di Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan.

Tetapi kedua-duanya sama-sama memiliki pantangan yang sama yakni warganya tidak menggunakan kasur sebagai tempat tidur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya