Solopos.com, SOLO — Hari Natal lazimnya diperingati setiap tanggal 25 Desember. Di kawasan yang warganya didominasi umat kristiani, perayaan hari besar keagamaan itu biasanya tak cukup hanya sehari, banyak prosesi yang mendahului maupun mengiringi. Tak terkecuali dengan Venezuela. Negara di Amerika Selatan itu kini leluasa merayakan Natal sejak 1 bulan sebelum hari besar itu datang.
Adalah Presiden Nicolas Maduro yang membuka kesempatan itu. Sebagaimana dilansir Huffingtonpost, Selasa (5/11/2013), Presiden Venezuela di Istana Kepresidenan Miraflores, Veneluela, sepekan lalu, mengumumkan tanggal 1 November sebagai awal Natal di negeri yang ia pimpin.
Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit
Langkah konkret dari kebijakan itu, Presiden Maduro menerbitkan aturan yang mewajibkan setiap pekerja di negeri itu menerima sebagian besar bonus atau tunjangan hari raya (THR), baik yang menempel pada upah maupun pensiun, 1 bulan lebih awal dari biasanya. THR itu wajib dibayarkan tanggal 1 Desember.
Sayangnya, kebijakan Maduro tertkait pengajuan masa perayaan Natal dinilai bernuansa politis. Pasalnya itu berarti, jadwal pembagian THR untuk Natal tahun ini, hanya berselang sepekan sebelum pemilu kepala daerah yang dijadwalkan 8 Desember 2013. Dianggap mengejutkan pula oleh sejumlah kalangan, karena pengumuman itu dibuat saat Maduro baru 6 bulan mengemban jabatan kepala negara.
Setelah kematian Presiden Venezuela terdahulu, Hugo Chavez, Maduro memenangi pemilu di negara itu pada bulan Maret 2013 silam. Saat itu negara Venezuela sedang dilanda kekurangan pangan, pemadaman listrik, dan keadaan ekonomi yang sedang tidak stabil. Sepekan lalu, Maduro juga membuat kementerian agung yang mengurus kesejateraan sosial yang secara khusus bertugas untuk mengoordinasikan misi anti kemiskinan di negara ini.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
