SOLOPOS.COM - Rumah di kawasan Laholm, West Coast, Swedia (Mirror.co.uk)

Kisah unik kali ini datang dari sebuah kawasan di Swedia yang menggunakan istilah organ vital manusia.

Solopos.com, WEST COAST — Di Swedia, terdapat satu desa yang menggunakan istilah kasar dan jorok. Nama desa tersebut adalah Snorrslida. Uniknya, nama desa tersebut diyakini banyak orang sebagai penyebab sebuah rumah tidak laku terjual.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dalam bahasa Swedia secara umum, “snorrslida” mengacu kepada frasa yang mengacu pada penggambaran organ intim dan hubungan intim antara lelaki dan wanita. Istilah ini juga dianggap tabu dan kasar dalam bahasa Swedia.

Menurut media khusus properti di Swedia, biasanya, rumah yang berada di kawasan Laholm, West Coast diburu banyak orang. Namun, satu rumah yang kebetulan berada di Desa Snorrslida sulit terjual hingga tiga tahun.

Dilansir The Local, rumah itu sebenarnya termasuk dalam daftar rumah dengan biaya penjualan murah, yaitu £32.000 atau sekitar Rp471 juta.

Di media sosial Twitter regional Swedia, rumah yang tak laku-laku terjual itu menjadi perbincangan menarik. Ada sebagian pengakses Internet (netizen) yang secara terang-terangan menertawakan nama Desa Snorrslida.

“Hahahahahaha, ada tempat yang disebut Snorrslida,” tulis pemilik akun Astrid.

“Ada tempat di Swedia disebut penis-vagina, aku cinta Swedia,” tulis akun Kaye Inglis.

Namun begitu, perwakilan agen penanggung jawab penjualan rumah di Desa Snorrslida, Henrik Hakansson membantah dugaan publik tentang tidak lakunya rumah di desa tersebut.

Menurut Hakansson, faktor sulitnya penjualan rumah tersebut karena kondisinya yang memprihatinkan.

“Rumah itu dalam kondisi buruk. Kesulitan penjualan tidak ada kaitannya dengan nama desanya,” kata Hakansson sebagaimana dikutip Solopos.com dari Mirror, Kamis (8/7/2015).

Dalam kesempatan yang sama, Hakansson menjelaskan, istilah “snorrslida” sebenarnya berasal dari bahasa Norse kuno. “Snorrslida” adalah gabungan dua kata, yaitu “snorr” yang berarti mendaki dan “lida” yang berarti bukit.

“Ini adalah daerah yang sangat kecil dengan sedikit pengunjung, tapi kami sudah berusaha menjual rumah ini sebelumnya dan kami yakin kami bisa melakukan penjualan rumah lagi setelah sempat terjual sekitar sepuluh tahun lalu. Kami kembali menjualnya dalam kondisi yang sama seperti saat ini,” jelas Hakansson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya