SOLOPOS.COM - Pengayuh sepeda asal Lampung, Egi Suryanamelintasi Ngawi, Rabu (20/5/2015). (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Kisah unik ini tentang seorang asal Mesuji, Lampung yang nekat menyeberangi empat pulau dengan menaiki sepeda ontel. Inilah kisahnya?

Madiunpos. com, NGAWI – Tak pernah terbayang sebelumnya, Egi Suryana bakal menyusuri ribuan kilometer jalan raya dengan nggowes. Lelaki asal Desa Tanjung Sari, Tanjung Raya, Mesuji, Lampung, ini juga harus menyeberangi lautan dari tanah kelahirannya di Mesuji, Lampung menuju Pulau Jawa, lalu berlanjut ke Madura dan Bali. Bekalnya hanya tekat kuat. Selebihnya, ia pasrahkan hidupnya kepada Tuhan semesta alam. Tentu saja, ia menyeberangi lautan dengan kapal bersama sepeda ontelnya itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya percaya, hidup ini ada yang mengatur. Saya bertekad,Insya Allah mencapai tujuan,” ujar Egi saat ditemui Madiun Pos di jalan raya Solo-Ngawi, tepatnya di Desa Kebon, Kecamatan Paron, Ngawi, Rabu (20/5/2015).

Pagi itu, Egi baru saja rehat sejenak melepas lelah di sebuah warung di tepi jalan Solo-Ngawi. Nafasnya masih terengah-engah. Wajahnya kusam disapu polusi dan debu jalanan setelah menyusuri jalan raya Klaten, Solo, Sragen. Sesekali, ia mengobati dahaganya dengan seteguk air putih yang ia simpan di sebuah botol plastik di tas rangsel kumuh.

“Kalau habis, saya mampir di tepi jalan untuk isi ulang air putih ini,” kisahnya seraya menjelaskan bahwa ini adalah hari yang ke-49 sejak ia meninggalkan anak-istrinya serta kampung halaman tercintanya.

Lantas, apa yang sebenarnya dicari lelaki kelahiran 14 Juli1977 silam ini?

Kepada Madiun Pos, bapak satu anak ini mengaku melakukan perjalanan panjangnya dengan bersepeda karena dorongan kuatnya untuk menularkan semangat bersepeda sebagai alat bekerja dan menuntut ilmu.Egi sendiri membuktikan diri bahwa dengan bersepeda, ia bisa menuntut ilmu; baik ilmu formal di universitas-universitas, maupun ilmu terapan saat ia temui di tengah perjalanannya.

“Saya selalu sempatkan mampir ke kampus-kampus di Jawa dan Sumaterauntuk belajar tentang bertani kepada dosen atau pun peneliti. Saya juga belajar langsung kepada petani di sawah yang saya jumpai saat perjalanan,”paparnya.

Di kampung halamannya, keseharian Egi memang seorang petani. Ia dibantu istri dan keluarganya mengolah lahan garapannya. Namun, ia merasa ilmu pertaniannya masih jauh dari cukup. Itulah sebabnya, ia bertekad belajar pertanian meski dengan cara yangterbilang ekstrem, yakni nggowes.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya