SOLOPOS.COM - Pemakaman pria yang terlalu asyik pacaran sampai-sampai tak punya waktu untuk teman-temannya. (huffingtonpost.com)

Kisah unik datang dari seorang pria Keiran Cable yang dianggap mati oleh teman-temannya.

Solopos.com, TREORCHY – Kisah unik dialami pria bernama Keiran Cable, 20. Pria ini datang ke pemakamannya sendiri setelah ritual pemakaman digelar oleh teman-temannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kisah unik Keiran bermula saat dirinya berpacaran dengan Jess Ferguson, 19. Hubungan ini rupanya tidak disukai teman-temannya lantaran Keiran mulai berubah total. Dia sudah tak lagi banyak berkumpul bersama temannya.

Keiran selama 18 bulan berpacaran  tidak merespon telefon dan e-mail teman-temannya. Mereka merasa seakan ia sudah “meninggal”. Teman-teman Keiran akhirnya berinisiatif menggelaran “upacara pemakaman” untuk menyindir Keiran.

“Kami merasa, jika ia tidak mau berkumpul lagi dengan kami, dan berpura-pura mati. Kami mengadakan acara pemakaman untuknya,” ungkap Ben Sullivan, 21, seorang teman, dilaporkan Huffingtonpost, 29 Oktober 2015.

Keiran tentu kaget setelah mendapatkan “kabar duka” tentang dirinya. Saat itu, ia datang ke sebuah pub di Treorchy, Wales Selatan, untuk menonton pertandingan rugby. Namun ia mendapati acara pemakamannya sendiri, Teman-temannya begitu niat, sampai membuat peti mati dan menyewa mobil jenzah. Mereka bahkan mengarang eulogi dan menyanyikan himne untuk “mengenang” Keiran. Seorang teman bahkan berpura-pura menjadi vicar (wakil pendeta).

“Saya sewa mobil mayat dan kami mengendarai peti matinya dari pub ke pub. Si vicar duduk di depan dan pelayat mengikuti dari belakang. Jalann ditutup. Sungguh luar biasa,” ungkap Sullivan.

Melalui pamflet, sekelompok temannya berbagi perasaan mereka dengan sejujur-jujurnya, namun dengan cara yang humoris.

“Keiran menghadapi 18 bulan yang sulit dengan kawan-kawannya yang masih hidup. Sayangnya, penantian telah usia dan melayang menuju pintu surga,” tulis mereka. “Yang paling menyakitkan adalah kami tidak punya waktu mengucapkan selamat tinggal terakhir, setelah statusnya berubah dari lajang hingga ‘dalam hubungan.'”

Syukurlah, Keiran menghadapi ‘pemakaman’ dengan kedewasaan.

“Pipi saya merasa sakit karena terus tersenyum. Teman-teman membuat rencana dengan penuh usaha dan ini adalah hari yang tak akan kulupakan,” ungkap Keiran.

Pacarnya pun terkejut dengan adanya pemakaman, namun ia mengaku senang teman-teman Keiran peduli dengannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya