SOLOPOS.COM - Hiu berkepala dua yang berhasil ditangkap (JIBI/Harian Jogja/dok. Dr. Patrick Rice-Florida Keys Community College)

Kisah unik mengenai hiu kembar siam.

Harianjogja.com, INGGRIS — Moster hiu berkepala dua, biasanya dipilih menjadi tema film horor. Adapun peneliti menemukan makhuluk tersebut ada di alam liar.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Dailymail, Minggu (6/11/2016), menuliskan mutan ini dapat terlahir karena terjadi kelainan generik. Tren penemuan hewan mutan ini terjadi pada 2008. Tepatnya ketika nelayan Christian Johnson menangkap hiu biru berkepala dua di pesisir Australia.

Sekitar tahun 2013, sekelompok nelayan Florida mendapati adanya hiu Bull besar. Ketika ditarik, diketahui hewan ini hamil dengan bayi yang memiliki dua kepala.

Spesies yang berpotensi besar melahirkan bayi kembar kepala. Sebab sekali hamil, mamalia ini dapat menyimpan 50 bayi di dalam rahim.

Belum lama ini, peneliti spanyol menemukan embrio hiu berkepala dua jenis sawtail catshark di Atlantik di tengah ratusan hiu yang dikembangkan untuk penelitian. Riset ini fokus pada kesehatan amanusia.

Penemuan ini bermula dari ketajaman mata peneliti saat melihat karakterisik telur-telur hiu. Hasil penelitian dipublikasikan di Jurnal Biologi Ikan. Embrio ikan tersebut menunjukkan mutan yang tak biasa.

Penemuan hiu berkepala dua yang dilahirkan dengan cara bertelur ini baru pertama dilakukan. Peneliti secara perlahan membuka telur untuk mempelajari embrio tak lazim ini.

Riset dipimpin Profesor Valentin Sans-Coma tak yakin embrio ini dapat bertahan jika dilahirkan secara alami. Kemungkinan besar, embrio seperti ini tak bertahan lama setelah dilahirkan. Hal ini menjelaskan mengapa hiu berkepala dua sebelumnya tak ditemukan.

Ronsen hiu berkepala dua (JIBI/Harian Jogja/dok. Michale Wagner)


Ronsen hiu berkepala dua (JIBI/Harian Jogja/dok. Michale Wagner)

Penyebab hiu berkepala dua kini banyak ditemukan masih menjadi misteri ilmu pengetahuan. Meski jumlah meningkat, temuan hewan ini hidup masih hitungan tangan sehingga membuat peneliti kesulitan memecahkan mitos mutan.

Profesor Sans-Coma menuturkan mutasi genetik ini mungkin menjadi penyebab. Dari embrio yang dikembangkan di laboratorium bersama 800 spesies lain menjelaskan adanya infeksi mutasi, bahan kimia atau radiasi.

Peningkatan mutasi hiu liar dapat disebabkan banyak faktor, termasuk karena infeksi atau polusi.

Sejumlah peneliti juga menyatakan penyebab persoalan ini karena proses pemancingan yang tak memperhatikan keseimbangan alam.

Semakin populasi hiu turun, plasma pembawa sifat mereka juga menurun. Artinya ada kemungkinan terjadi perkawinan dengan hubungan darah yang dekat sehingga meningkatkan potensi risiko genetik tak normal berkembang.

Peneliti kelautan, Nicolas Ehemann baru saja menemukan hiu berkepala dua di Laut Karibia. Ehemann menduga hiu berkepala dua ini disebabkan proses penangkapan ikan yang tak memperhatikan keseimbangan alam.

Mahasiswa Master di National Polytechnic Institute di Meksiko, Ehemann setuju perkawinan dengan hubungan darah dekat mendongkrak angka kelahiran yang tak normal.

Peneliti kelautan lain, Felipe Galvan Magana percaya gangguan syaraf hiu berkepala dua ini tak benar. Menurut dia, jumlah hiu berkepala dua tak meningkat. Namun memang ada peningkatan jurnal ilmu pengetahuan mengenai kasus ini yang dipublikasikan.

Galvan Magana menilai tak ada yang salah dengan mutan hiu. Seekor hiu dengan mata satu pernah ditangkap di Meksiko pada tahun 2011 dan dibawa ke laboratoriumnya. Hewan ini mengalami kelainan karena kelainan bawaan yang disebut cyclopia. Kelainan ini juga dapat dialami makhluk lain, termasuk manusia.

Jumlah temuan mutan hiy hanya sedikit dan sulit dilakukan. Hal ini mendorong peneliti untuk terus melakukan kajian.

“Saya ingin mempelajari hal ini lebih dalam, tetapi caranya bukan dengan melempar jala dan menangkap hiu berkepala dua setiap hari, tapi random,” papar dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya