SOLOPOS.COM - Chloe Glasson, gadis yang sehari tidur 30 kali sehari. (Dailymail.co.uk)

Solopos.com, EDINBURGH – Kisah unik dialami Chloe Glasson. Vaksin pencegah flu babi jadi mimpi buruk bagi Chloe Glasson. Gadis asal Skotlandia ini bisa tertidur hingga 30 kali sehari setelah suntikan Pandemrix tertanam di tubuhnya.

Dailymail, Senin (6/1/2014), suntikan anti flu babi telah merubah hidup gadis berusia 15 tahun ini. Empat bulan setelah disuntik, Chloe mengalami gangguan tidur parah. Gejala yang lazim disebut Narkolepsi membuat Chloe dapat tertidur sewaktu-waktu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bahkan gangguan ini membuatnya tertidur 30 kali sehari tanpa aba-aba. Tentu kejadian ini membuat kegiatannya sehari-hari terganggu. Apalagi saat dirinya bersekolah.

Keluarga Chloe juga dibuat panik setelah dokter menyebut kondisi ini juga berpotensi berbahaya. Chloe baru-baru ini bahkan dikabarkan sempat hilang selama dua jam setelah dia mengalami keadaan tertidur ketika melakukan perjalanan singkat ke rumah neneknya.

Insiden ini membuat keluarganya panik. Sampai akhirnya mereka lega sang anak dapat pulang ke rumah dengan aman.

Sekarang Chloe berharap mendapat sebuah pengobatan perintis akan membantu dia mendapatkan kembali pola tidur lebih normal.

Dia menerima obat khusus natrium oxybate dengan biaya Rp259 juta per tahun di Rumah Sakit Royal Hospital untuk perawatan anak-anak di Ibu Kota Edinburgh.

“Saya ingin hidup seperti orang normal, bagi saya menjalani pengobatan adalah harapan. Saya berharap ini lebih efektif dibanding obat lain yang pernah saya konsumsi,” ungkap Chloe.

Kasus vaksinasi Pandemrix memang telah jadi sorotan di Britania Raya. Chloe menjadi satu dari ratusan orang diperkirakan telah mengalami kondisi Narkolepsi sesudah menerima vaksin. Penelitian telah menemukan adanya kenaikan sepuluh kali lipat risiko dari adanya pengembangan gangguan setelah vaksinasi.

Pemerintah Skotlandia pada September lalu menyatakan akan membayar kerugian kepada beberapa orang yang mengalami masalah yang sama setelah diberi vaksin Pandemrix sebelum 31 Agustus 2010.

Keluarga Chloe berharap mereka akan menerima maksimum kompensasi sebesar Rp 2,3 miliar. Badan Pengawas Obat-obatan dan Produk Kesehatan di Inggris juga telah menghilangkan vaksin dari kampanye flu pada 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya