SOLOPOS.COM - Makoto Kotani tunawisma tersukses di dunia (tofugu.com)

Kotani Makoto populer di Jepang dengan sebutan Homeless Kotani atau Kotani si Gelandangan.

Solopos.com, TOKYO – Kotani si gelandangan (Homeless Kotani) menjadi julukan  khas seorang komedian asal Jepang, Makoto Kotani. Komedian tersebut berhasil eksis sebagai tunawisma yang semua kebutuhannya terpenuhi, bahkan bisa dibilang kini ia berlebih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kotani si Gelandangan (tengah) berfoto bersama para penyewa dan jurnalis (Tofugu.com)

Kotani si Gelandangan (tengah) berfoto bersama para penyewa dan jurnalis (Tofugu.com)

Kisah tentang Makoto ditulis laman tentang serba-serbi Jepang, tofugu.com. Dalam artikel yang terbit 30 Agutus 2017 diungkapkan Makoto adalah komedian yang pernah dikenal dengan duo yang disebut Dandelion.

Dandelion dibentuk pada 2004 namun bangkrut pada 2009. Tak menyerah, Makoto membuat grup dengan komedian bernama Yoshiyki Miwa. Grup yang bernama MiwaKotani bangkrut tak lama setelah dibuat.

Pada 2013, Kotani nekat merantau ke Tokyo untuk mengadu nasib. Kotani mendatangi pentas komedi tunggal komedian populer King Kong Nishino. Karakter Kotani yang konyol dan ceroboh membuat Nishino menawarinya tempat tinggal.

Baru dua bulan tinggal bersama, kecerobohan Kotani membuat Nishino tidak betah. Alih-alih mengusir, Nishino memberi saran agar Kotani menjadi gelandangan atau tunawisma. “Kamu lebih baik menjadi gelandangan, kehidupanmu akan lebih baik seperti itu,”  ucap Katono mengulangi saran Nishino.

Kotani menanggapi saran random Nishino dengan serius. Meski sempat ragu, Kotani terus menjalani hidup sebagai tunawisma. Dia rutin mencuitkan pengalamannya ke Twitter, lama kelamaan ia dikenal banyak orang. Di beberapa bulan pertama menjadi tunawisma, Kotani mencoba beberapa pekerjaan sampingan dan melamar pekerjaan.

“Saya pernah bekerja paruh waktu, ada juga beberapa wawancara yang gagal. Di saat yang berat, Nishino kembali dengan sarannya, ia memintaku menyewakan diriku dengan biaya 50 Yen Jepang (Rp5.900-an). Aku ikuti sarannya, ” cerita Kotani.

Uang yang tak mencapai Rp6.000 itu bisa dipastikan tak bisa menutup biaya hidup harian Kotani di Jepang. Namun dalam keberjalanannya, orang  yang menyewa Kotani seharian tak akan tega hanya memberi Kotani bayaran sekecil itu.

Menurut cerita Kotani, sebagian besar penyewa merasa bersalah kalau hanya memberi 50 Yen. Sebagai gantinya Kotani biasa diberi makan, diberi penginapan, atau diberi baju. Sikap Kotani yang tak segan membantu penyewanya menyelesaikan beberapa pekerjaan membuat pemberian yang diterima Kotani lebih banyak.

Menjadi gelandangan sejak 2013, kini Kotani merasakan kesuksesan yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya. “Akhir-akhir ini saya hampir sudah tak pernah tidur di pinggir jalan. Saya punya keluarga di manapun. Kalau saya tidak ditawari kamar oleh orang yang menyewaku, biasanya saya akan bertanya di Twitter. Hampir bisa dipastikan salah satu follower akan memberiku tempat untuk menginap. Banyak sekali orang baik di dunia ini,” jelas Kotani.

Layanan

Melalui layanan yang diberikan Kotani, kini ia disebut tunawisma paling sukses di dunia. Seniman yang pernah menyewa Kotani pernah mendesainkan dia baju khusus, beberapa kawan bahkan bersedia membayar biaya internet bulanan Kotani, bahkan Kotani pernah dibayar 50 Yen dan tiket pesawat ke Korea Selatan saat penyewanya berada di negara tersebut.

Keunikan hidup Kotani tak berhenti sampai di situ, Kotani menikahi salah satu penyewanya dengan dana sumbangan. Awalnya Kotani hanya disewa untuk bermain kejar-kejaran di areal Stasiun Nagoya. Perempuan itu kemudian kembali menyewa Kotani untuk menghabiskan waktu di sebuah kafe.

Dari sebuah candaan mengenai kencan, Kotani dan perempuan itu setuju untuk menikah. Kotani menggalang dana melalui laman Campfire untuk biaya pernikahan. Dengan tambahan sumbangan dari teman-teman Kotani, ia mendapat dana kurang lebih 2.500.000 Yen atau Rp296 jutaan.

Dengan dana itu Kotani menggelar pesta pernikahan yang bisa dibilang mewah. Seakan-akan cerita komedi, Kotani melanjutkan karier sebagai tunawisma setelah menikah. Istrinya pun baik-baik saja mengenai hal itu. Kotani sesekali mengunjungi istrinya di Nagoya untuk sekedar menumpang tidur.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya