SOLOPOS.COM - Suwardi, 59, tukang cukur asal Pecing, Sragen Tengah, Sragen, melayani pelanggannya di kios yang disewanya di pinggir Jl. Letjen Sutoyo Destrikan, Sragen Wetan, Sragen, Rabu (9/6/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN - Tukang cukur asal Sragen, Suwardi, dipastikan dua kali batal naik haji lantaran kebijakan pemerintah yang kembali membatalkan pemberangkatan pada tahun ini.

Suwardi mendaftar haji pada akhir 2011 lalu. Ia sudah menunggu hampir 10 tahun tetapi belum bisa berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Semula Suwardi dijadwalkan berangkat pada 2020 lalu. Pandemi Covid-19 membuat Suwardi batal berangkat pada tahun lalu dan tahun ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ya, bersabar. Mau bagaimana lagi. Manut pemerintah karena keadaannya masih seperti ini. Saya terus berdoa agar pandemi Corona ini segera selesai,” ujar Suwardi saat berbincang dengan wartawan, Rabu siang.

Baca Juga: Klaster Lamaran di Sragen: 12 Warga Brangkal Gemolong Positif Covid-19

Suwardi sudah melunasi biaya calon haji senilai Rp25 juta pada saat awal mendaftar haji 2011 lalu. Uang puluhan juta rupiah itu merupakan hasil ganti rugi tanah milik orang tua di Karangtengah yang terkena proyek jalan tol Trans Jawa.

Separuh biaya haji itu merupakan simpanan hasil menjadi tukang cukur selama bertahun-tahun. “Ya, 50% dari hasil ganti rugi jalan tol dan 50% dari simpanan jerih payah jadi tukang cukur ini,” katanya.

Semua persiapan sudah dilakukan. Baju ikhrom, paspor, dan seterusnya sudah di tangan Suwardi. Hanya saja, Suwardi belum vaksin Covid-19. Keinginan Suwardi naik haji itu untuk memenuhi syariat agama. Ia rencana berangkat dengan adik iparnya, Marinem, 53. Istrinya, Suwarti, 56, sudah umrah pada 2016 lalu. Adiknya Suwarno, 57, sudah berhaji pada 2005 lalu sehingga hanya adik iparnya yang belum ke Tanah Suci.

Ayah dari tiga anak itu mendapat penghasilan Rp100.000/hari dari hasil mencukur rambut itu. Saat awal pandemi 2020 lalu, penghasilan Suwardi sempat turun jadi Rp60.000/hari. Namun, selama 2021 pendapatannya kembali normal.

Ia memungut biaya jasa tukang cukur itu sangat murah, yakni Rp5.000 per gundul. Padahal tukang cukur lainnya lainnya sudah sampai Rp10.000/gundul. Apalagi di barbershop bisa sampai Rp20.000-Rp25.000 per gundul. Dengan pendapatan Rp100.000/hari itu maka Suwardi bisa mencukur 20 gundul per hari.

Baca Juga: Mengenal Gejala Virus Corona Varian Delta, Apa Saja?

Seorang pelanggan setia, H. Suwanto, 62, warga Sargen Dok RT 019/RW 006, Sragen Wetan, Sragen, mengetahui bila Suwardi batal berangkat haji untuk kali kedua di 2021. Suwanto yang sudah berhaji pada 1996 itu selalu menasihati Suwardi agar bersabar dan selalu berdoa kepada Tuhan.

“Haji itu panggilan Allah SWT untuk datang ke Mekkah. Meskipun banyak uang tetapi belum dipanggil Allah maka tetap belum bisa berhaji. Saya menasihatinya dengan selalu membaca doa supaya bisa mendapat panggilan Allah ke Tanah Suci. Pembatalan ini bisa jadi untuk mengetes kadar keimanan Pak Suwardi karena berhaji itu sudah menjadi qodar Allah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya