SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi kembar (www.newhealthadvisor.com)

Kisah tragis terjadi di Karanganyar saat seorang ibu meninggal dunia setelah melahirkan bayi kembar.

Solopos.com, KARANGANYAR – Seorang perempuan warga Desa Plosorejo, Matesih, Karanganyar, Sri Suwarni, 38, meninggal dunia seusai melahirkan anak kembar di RSUD Karanganyar, Senin (21/3/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pihak keluarga mengaku tidak mendapat penjelasan detail ihwal penyebab meninggalnya Sri Suwarni. Atas dasar itu, pihak keluarga mendatangi kediaman legislator PDI Perjuangan (PDIP), Putut Hartanto, untuk mengadukan keadaan yang mereka alami, Selasa (22/3/2016).

“Kemarin sore pihak keluarga Almarhumah Sri Suwarni mendatangi rumah saya, meminta tolong. Intinya pihak keluarga mengadu tidak adanya kejelasan alasan meninggalnya almarhumah. Saya sudah jelaskan sesuai azas praduga tak bersalah,” kata dia, Rabu (23/3/2016).

Putut yang merupakan legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) I meliputi Karanganyar, Matesih, dan Mojogedang, meminta Dinas Kesehatan Karanganyar membentuk tim investigasi untuk mengusut penyebab meninggalnya Sri Suwarni di RSUD Karanganyar.

“Persalinan bayi pertama berlangsung normal dan lancar. Pada saat bayi kedua akan keluar, terjadi pendarahan, sehingga petugas medis mengambil tindakan operasi caesar. Tapi seusai operasi caesar kondisi Sri memburuk, dan akhirnya meninggal,” ujar Putut.

Pihak rumah sakit lantas mengantar jenazah Sri ke rumahnya, untuk dimakamkan keluarga. Sedangkan anak kembar yang dilahirkan Sri dari persalinan kedua tersebut, hingga Rabu, masih di RSUD. Sebelum melahirkan anak kembar, Sri sudah dikaruniai satu anak.

“Anak kembar yang dilahirkan Sri masih di RSUD setahu saya. Kondisi mereka cukup stabil. Sebelum melahirkan anak kembar, almarhumah sudah punya satu anak umur 10 tahun. Tim investigasi DKK penting untuk memastikan penyebab kematian Sri,” imbuh dia.

Putut menerangkan kepastian informasi penyebab kematian Sri penting untuk menepis praduga terjadinya malapraktik. Jangan sampai berkembang praduga atau desas-desus adanya malapraktik.

“Makanya perlu adanya tim investigas dari DKK,” tambah dia.

Direktur RSUD Karanganyar, Maryadi, saat dihubungi solopos.com, melalui ponsel, Rabu, menyatakan permohonan penjelasan penyebab meninggalnya Sri Suwarni, bisa dilakukan melalui surat resmi. Surat bisa dilayangkan keluarga Sri Suwarni atau Putut Hartanto.

“Pakai surat resmi saja, dari keluarga Almarhumah, atau Pak Putut. Tapi kalau dari Pak Putut harus ada surat kuasa dari keluarga Almarhumah,” ujar dia. Maryadi mengklaim petugas medis di RSUD sudah bekerja optimal sesuai prosedur berlaku.

“Mestinya bertanya penyebab kematiannya apa ya ke rumah sakit, tidak ke tempat lain. Soal meninggalnya warga dari Plosorejo ini ya mesti ada visum. Tapi saya pastikan tidak ada malapraktik. Dokter dan petugas medis bekerja sesuai aturan main,” kata dia.

Maryadi menerangkan nantinya bakal ada pertemuan semua pihak yang difasilitasi oleh DKK Karanganyar. Semua pihak, mulai dari perwakilan RSUD, dokter, puskesmas, dan bidan, diundang. Tujuannya merunut proses sebelum pasien meninggal.

“Pasien meninggal saat atau seusai persalinan biasanya karena emboli, adanya udara yang masuk ke pembuluh darah, lalu ke jantung. Nanti saat sidang di DKK jelas, dan detail. Sebab semua pihak diundang, termasuk dari puskesmas asal pasien,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya