SOLOPOS.COM - Eka Hary Sulistyawan, 35, dan Anggun Dewi Pranawati, 20, orang tua bayi malang asal Boyolali. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Kisah tragis seorang bayi di Boyolali yang membutuhkan uluran tangan.

Solopos.com, BOYOLALI – Nasib malang menimpa seorang bayi perempuan asal Desa Mudal RT 003/ RW 004 Kecamatan Boyolali Kota, Azahra Intan Khoirunnisa. Bayi tersebut mengalami penyakit langka di mana kondisi usus dan lambungnya terburai di luar tubuhnya sejak dilahirkan, Rabu (8/2/2017) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (19/2/2017), bayi tersebut saat ini tengah menjalani perawatan di Rimah Sakit (RS) Sardjito, Jogja. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga tak mampu. Ayahnya, Eka Hary Sulistyawan, 35, hanya bekerja sebagai guru les privat. Ibunya, Anggun Dewi Pranawati, 20, masih kuliah.

Eka Hary Sulistyawan, 35, dan Anggun Dewi Pranawati, 20, orang tua bayi malang asal Boyolali. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Eka Hary Sulistyawan, 35, dan Anggun Dewi Pranawati, 20, orang tua bayi malang asal Boyolali. (JIBI/Solopos/Istimewa)

Sementara, mereka belum mendaftarkan keluarganya sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Ekonomi mereka sangat pas-pasan. Anaknya yang lahir itu adalah anak pertama dan belum terdaftar BPJS Kesehatan,” ujar Erni Y, saudara Anggun saat dihubungi Solopos.com, Minggu (19/2/2017).

Saat ini, jelas Erni, kondisi bayi masih dalam penanganan tim medis. Operasi pertama baru saja dijalankan dengan menelan anggaran Rp20 juta. Sementara, biaya selama dua pekan di RS Sardjito telah menembus angka Rp40 jutaan.

“Saat ini, keluarga bayi baru bisa membayar Rp15 juta. Masih nunggak RS. Sardjito sekitar 25 jutaan. Itu belum biaya operasi tahap berikutnya,” jelasnya.

Keluarga bayi malang itu, jelas Erni, saat ini telah mendaftarkan anaknya ke BPJS Kesehatan. Namun, kata dia, sesuai aturan kepesertaan BPJS Kesehatan, kartu tersebut belum bisa digunakan hingga satu bulan ke depan.

Artinya, selama sebulan ke depan, keluarga bayi malang itu harus menyediakan uang operasi anak sulungnya  dan menanggung tunggakan RS. “Sistem BPJS Kesehatan kan tidak mengenal klaim uang yang telah dibayarkan. Jadi, selain tunggakan, keluarga bayi masih harus menyediakan uang cash untuk operasi tahap II,” jelasnya.

Erni mengajak kaum dermawan untuk ikut membantu meringankan beban keluarga bayi malang itu. Para dermawan bisa langsung menemui keluarga bayi malang itu di RS Sardjito atau ke kediamannya langsung di Desa Mudal RT 003/ RW 004 Kecamatan Boyolali. “Kebetulan, ibu bayi malang itu pernah menjadi murid saya,” ujarnya.

Menurut keterangan dokter, kata Erni, nyawa bayi masih ada harapan bisa diselamatkan. Itulah sebabnya, ia bersama relawan pengajar lainnya mengajak warga untuk menghimpun donasi untuk kesembuhan si bayi malang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya