SOLOPOS.COM - Seorang militan ISIS melakukan hukuman potong tangan kepada seorang bocah (Daily Mail)

Kisah tragis tentang dua bocah yang mendapat hukuman potong tangan akibat menolak perintah ISIS.

Solopos.com, NABLUS – Kekejaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terus terjadi di Irak. Saat ini, mereka bermarkas di Nablus, bagian barat Kota Mosul setelah pasukan militer Irak berhasil merebut Universitas Mosul dari cengkeraman mereka.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Meski wilayah kekuasaan berkurang, kelompok militan ISIS terus saja melakukan teror mengerikan kepada sejumlah warga yang tinggal di wilayah tersebut. Dilansir Dailymail, Jumat (3/2/2017), baru-baru ini, mereka melakukan kekejaman dengan memotong tangan dua bocah yang masing-masing berusia 10 tahun dan 12 tahun di wilayah tersebut.

Hal itu dilakukan lantaran kedua bocah itu menolak permintaan kelompok militan ISIS untuk membunuh dua tahanan yang dijatuhi hukuman mati. Kejadian ini berlangsung di wailayah Nablus, bagian barat Kota Mosul, Irak. Kelompok militan ISIS menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat pendidikan militer bagi anak-anak.

Kedua bocah yang mendapat hukuman mengerikan itu merupakan siswa yang mengikuti pendidikan militer tersebut. Ironisnya, hukuman tersebut dilakukan di hadapan orang tua kedua bocah dan masyarakat luas. Hal itu membuat warga sipil yang tinggal di wilayah Nablus ketakutan. Mereka khawatir kelompok militan ISIS akan melakukan teror yang lebih kejam kepada mereka.

Sejak 2014, masyarakat yang tinggal di wilayah Mosul menderita akibat kekejaman kelompok militan ISIS. Mereka menjadi korban tindakan keji kelompok militan ISIS yang hendak merebut kota dari pemerintahan yang sah.

Pada pertengahan Januari 2017, ribuan warga sipil yang tak berdosa meregang nyawa akibat pertempuran yang terjadi antara pasukan militer Irak dan ISIS. Dalam pertempuran itu, pasukan militer Irak yang dibantu oleh tentara Amerika Serikat memang berhasil memukul mundur ISIS. Namun, lantaran merasa terdesak, pasukan ISIS kemudian menjadikan warga sipil sebagai tameng untuk mempertahankan kota yang telah diduduki sejak 10 Juni 2014, lalu.

Setelah dikalahkan oleh pasukan anti-terorisme (CTS) Irak, kelompok militan ISIS kemudian melarikan diri ke Nablus untuk membangun kekuatan baru. Di sana, mereka kembali menjalankan teror dengan membombardir kota. Mereka juga meluncurkan serangan udara untuk membalaskan dendam kepada pasukan CTS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya