SOLOPOS.COM - Kondisi rumah Sumini yang berada di teras milik tetangganya di RT 005/RW 001, Dusun Wates, Desa Kebonagung, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Senin (16/1/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kisah tragis, keluarga miskin di Madiun ini hidup penuh keterbatasan.

Madiunpos.com, MADIUN — Kehidupan Sumini beserta dua anaknya di rumah sederhana yang menumpang di teras rumah tetangganya di RT 005/RW 001, Dusun Wates, Desa Kebonagung, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, dijalani dengan penuh keterbatasan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kedua anak Sumini, yaitu Eka Sumbi Mahendra, 14, dan Macica Putri Diansyah, 12, harus mengungsi ke rumah nenek mereka saat hendak belajar. Eka dan Macica saat petang menuju ke rumah nenek mereka yang berada sekitar 100 meter dari rumah.

Keduanya mencari tempat terang untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari sekolah. Kondisi ini dirasakan Eka dan Macica dalam waktu empat tahun terakhir, saat dirinya diboyong orang tuanya untuk tinggal di rumah sederhana di teras rumah bekas kandang kambing milik tetangganya. Di rumah itu tidak ada listrik dan lampu.

“Eka dan Macica kalau belajar ke rumah neneknya. Setelah selesai belajar, mereka langsung balik ke rumah untuk tidur. Meski di rumah tempat tidurnya seadanya, mereka lebih nyaman tidur di sini,” jelas Sumini kepada Madiunpos.com di rumahnya, Senin (16/1/2017) siang.

Macica menuturkan menyadari kondisi perekonomian keluarganya. Untuk itu, dia tidak pernah merengek untuk mendapatkan hal-hal yang bisa memberatkan orang tuanya.

Saat berangkat ke sekolah, dia bersama kakaknya Eka yang saat ini duduk di bangku kelas VIII SMP di Madiun menggunakan sepeda kayuh. Sedangkan saat pulang, Macica berjalan kaki karena pulangnya lebih awal ketimbang di kakak. Jarak yang harus ditempuh mencapai 1 km untuk sampai ke rumah.

“Kalau berangkat bareng kakak, kalau pulang sendiri jalan kaki,” ujar Macica.

Kondisi rumah Sumini yang berada di teras milik tetangganya di RT 005/RW 001, Dusun Wates, Desa Kebonagung, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Senin (16/1/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kondisi rumah Sumini yang berada di teras milik tetangganya di RT 005/RW 001, Dusun Wates, Desa Kebonagung, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Senin (16/1/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Di tengah kondisi serba kekurangan, Macica mengidap penyakit asma yang kerap kambuh. Meski demikian, Macica selalu berprestasi di sekolah yaitu ranking ketiga dan kedua.

“Saya bercita-cita menjadi atlet renang. Saya sering latihan renang supaya bisa menjadi atlet,” kata dia.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, Sumini berjualan lauk pauk keliling kampungnya. Dalam sehari ia bisa mendapatkan uang senilai Rp30.000. Uang tersebut biasanya digunakan untuk makan dan memenuhi kebutuhan sekolah kedua anaknya.

Ini dilakukan karena suaminya, Sarbini, 39, yang bekerja sebagai sopir truk di Surabaya jarang pulang dan jarang mengirimi uang.

Sumini mengaku selama ini belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Bahkan BPJS Kesehatan pun, keluarganya belum menerima sehingga saat ini harus mengeluarkan biaya untuk berobat.

“Ini baru pertama diberi bantuan oleh pemerintah desa dan Polsel Mejayan. Sebelumnya kami belum pernah mendapatkan bantuan sama sekali,” kata dia.

Dia berharap pemerintah bisa membantu keluarganya untuk mendapatkan hunian yang layak. “Yang terpenting kedua anak saya bisa sekolah dan bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi semuanya,” harap Sumini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya