SOLOPOS.COM - Jurgen Kantner dan Sabine Merz (CNN)

Kisah tragis kali ini datang dari seorang sandera asal Jerman yang dibunuh militan Abu Sayyaf karena tidak membayar uang tebusan.

Solopos.com, INDANAN – Kelompok militan asal Filipina, Abu Sayyaf, kembali menunjukkan kekejamannya kepada seorang sandera. Kali ini, mereka kabarnya telah membunuh seorang tawanan asal Jerman, Jurgen Kantner, 71, lantaran tidak menerima uang tebusan.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Dilansir CNN, Senin (27/2/2017), kabar tersebut diketahui melalui video amatir yang berisi rekaman pembunuhan terhadap seorang sandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf. Kantner dieksekusi sekitar pukul 03.30 waktu setempat. Ia dibunuh secara sadis dengan cara dipenggal di distrik Buanza, Kota Indanan, Provinsi Sulu, Filipina.

Kelompok militan Abu Sayyaf terpaksa membunuh Kantner karena pihak keluarganya tidak bisa memberi uang tebusan sesuai batas waktu yang ditentukan. Mereka meminta uang tebusan sebesar US$600.000 setara Rp79.944.000.000. Mereka meminta pihak keluarga Kantner memberikan uang itu sebelum tanggal 26 Februari 2017. Tapi, karena tidak mendapatkan uang, mereka akhirnya membunuh Kantner.

Kantner ditangkap oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada November 2016 saat berada di perairan Sabah, Malaysia. Tak hanya sendiri, saat itu, ia ditangkap bersama istrinya, Sabine Merz. Sayangnya, sang istri harus meregang nyawa terlebih dahulu karena mencoba melawan. Sementara Kantner ditangkap dan dijadikan tawanan.

Sampai sat ini, kepolisian Filipina masih menyelediki tindakan keji yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf itu.

“Sampai saat ini, kami masih berusaha menyelidiki apakah mereka [kelompok militan Abu Sayyaf] telah benar-benar membunuh Kantner. Kami telah mengerahkan sejumlah pasukan untuk membantu melacak dan menyelamatkan hidupnya. Namun, sampai saat ini, usaha kami belum membuahkan hasil,” tutur Jesus Deruza, penasihat perdamaian presiden.

Senada dengan penuturan Jesus Deruza, Komandan Polisi Mindanao Barat, Jenderal Carlito Galves, mengaku belum menerima laporan terkait pembunuhan tersebut.

“Kami belum menerima laporan resmi. Sebab, pasukan kami masih melakukan pencarian dan upaya penyelamatan terhadap sandera asal Jerman. Kami ingin memastikan apakah video yang disebarkan kelompok militan Abu Sayyaf itu asli atau tidak,” tutur Galves.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya