SOLOPOS.COM - Sifa Muklison, 4, anak laki-laki penderita hidrosefalus tiduran ditemani ibunya Kasmiati di rumah mereka di RT 001/RW 002, Dusun Sekuwung, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Ponorogo, Jumat (31/3/2017). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Kisah tragis, seorang bocah laki-laki di Ponorogo menderita hidrosefalus.

Madiunpos.com, PONOROGO — Seorang bocah laki-laki asal Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo, bernama Sifa Muklison, 4, mengidap hidrosefalus sejak berusia belasan hari. Setiap hari kepala Sifa semakin membesar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat awak Madiunpos.com berkunjung ke rumah Sifa di RT 001/RW 002, Dusun Sekuwung, Desa Kedungbanteng, Jumat (31/3/2017), Sifa tiduran di lantai yang dialasi tikar. Mata Sifa melihat sekeliling ruangan itu dan mengamati orang yang datang ke rumahnya.

Sifa hanya bisa menaruh kepalanya di bantal. Ukuran kepala Sifa kini sudah sebesar kepala orang dewasa dan hanya ditumbuhi rambut tipis. Sesekali air liur keluar dari mulut Sifa dan kemudian diusap oleh ibunya menggunakan kain.

Ibunda Sifa, Kasmiati, 42, menuturkan setiap hari Sifa hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan kepalanya yang besar. Sifa hanya bisa menggerakkan kaki, tangan, dan tubuhnya di tempat tidur.

“Seharusnya di usianya yang sudah menginjak empat tahun, Sifa ini sudah bisa lari-lari dan lagi lincah-lincahnya. Tapi bagaimana lagi, kondisinya ya seperti ini,” kata Kasmiati.

Buruh tani ini menceritakan sebenarnya Sifa saat lahir dalam kondisi sehat dengan berat badan 3 kg. Namun, saat berusia 15 hari, Sifa mulai mengalami kejang-kejang dan tubuhnya panas.

Saat itu Sifa sudah dilarikan ke RSUD dr. Harjono Ponorogo untuk menjalani perawatan. Tanda-tanda Sifa menderita hidrosefalus pun mulai muncul yaitu kepalanya mulai membesar dan tubuhnya kurus serta panas tinggi.

Lantaran kondisi tubuh yang semakin memburuk, kata Kasmiati, Sifa pun dirujuk ke RSUP dr. Soedono Madiun untuk mendapat perawatan lebih intensif. Di rumah sakit dr. Soedono, Sifa dirawat selama tiga bulan. Karena tidak banyak perubahan, Sifa pun dirujuk ke RS di Surabaya.

Setelah berbagai pengobatan dilakoni, akhirnya Kasmiati pun menyerah dan merawat Sifa di rumah. Hari demi hari kondisi Sifa pun semakin memburuk dan kepalanya semakin membesar.

“Sifa hanya makan bubur saja, kalau ada makanan yang berbau amis, dia tidak mau memakannya,” ujar dia.

Hingga kini, Sifa hanya bisa melakukan aktivitas di tempat tidur. Kasmiati hanya berharap keajaiban supaya anak terakhir dari tiga bersaudara ini bisa sembuh dari penyakit tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya