SOLOPOS.COM - Bayi Sahar Dofdaa yang mati mengenaskan karena kelaparan (Theguardian.com)

Kisah tragis tentang bayi asal Suriah yang mati mengenaskan akibat kelaparan.

Solopos.com, DAMASKUS – Konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah tak kunjung berakhir. Perang yang terjadi selama ini telah menyengsarakan kehidupan banyak orang. Wanita dan anak-anak merupakan kaum yang paling banyak menjadi korban.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Minimnya bantuan membuat banyak korban meregang nyawa. Salah satunya adalah bayi bernama Sahar Dofdaa yang baru berusia satu bulan. Bayi mungil itu tak mampu bertahan hidup lantaran menderita gizi buruk. Dalam sejumlah foto yang beredar di dunia maya, kondisi jasad bayi itu tampak sangat mengenaskan.

Dilansir The Guardian, Senin (23/10/2017), foto Sahar yang sangat memprihatinkan itu menjadi sorotan. Bagaimana tidak, bayi berusia satu bulan itu hanya memiliki berat kurang dari dua kilogram. Tubuh mungilnya makin terlihat mengerikan dengan mata cekung dan tulang rusuk yang menonjol. Kondisi itu terjadi lantaran dia menderita gizi buruk. Dia sempat dirawat di Kota Hamouria, Ghouta Timur, Suriah, sebelum mengembuskan napas terakhir, Minggu (22/10/2017).

Menurut keterangan dokter, Sahar dan ibunya mengalami kekurangan gizi. Kondisi itu membuat ibu Sahar tidak bisa menyusui dengan lancar, lantaran tidak bisa memproduksi ASI. Ironisnya, dia tidak bisa menemukan susu formula di kota yang tengah dilanda konflik itu.

Kematian Sahar menambah panjang catatan buruk tentang gizi buruk di Suriah. Seorang dokter yang bergabung dalam American Medical Society Suriah, Mohamad Katoub, mengatakan, saat ini pihaknya tengah menangani 68 kasus malnutrisi di wilayah Ghouta. Dia dan timnya tengah mendata semua orang yang mungkin menderita gizi buruk.

Katoub memperkirakan jumlah penderita gizi buruk di Suriah akan terus meningkat. Pasalnya, jumlah tenaga dan fasilitas medis sangat minim. Selain itu, ketersediaan bahan pangan pun sangat sedikit jumlahnya. Padahal, jika tidak segera ditangani, penderita malnutrisi akan meninggal lantaran sistem kekebalan tubuh mereka melemah.

Sejumlah aktivis kemanusiaan mengatakan, kondisi warga Ghouta Timur sudah sangat memprihatinkan. Puluhan ribu warga sipil hidup di bawah pengawasan pasukan setia Presiden Suriah, Bashar Al Assad. Mereka hidup di tengah konflik dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

Sementara pemerintah membatasi bantuan yang diberikan PBB untuk wilayah yang dilanda konflik itu. Kondisi ini makin buruk dengan terjadinya pemberontakan. Hal ini pada akhirnya memunculkan pasar gelap yang dikendalikan pedagang nakal. Mereka menjual bahan pangan dengan harga mahal yang mempersulit kehidupan warga sipil. Akibatnya, banyak warga sipil yang menderita maknutrisi akut hingga meregang nyawa.

“Saat ini ribuan anak berada dalam bahaya. Jika tidak ada tindakan dari komunitas internasional, maka keadaan ini akan semakin buruk. Warga sipil sangat membutuhkan bantuan untuk keluar dari krisis berkepanjangan ini,” kata seorang aktivis kemanusiaan bernama Raed Srewel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya