Solopos.com, SOLO – Kebanyakan orang pasti akan stres ketika tiba-tiba harus kehilangan kedua telapak tangannya secara tragis. Hal itu seperti dialami seorang binaan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Solo, Ahmad Sopyan, 25.
Ia menceritakan selama kurang lebih 24 tahun dirinya hidup normal dengan memiliki anggota tubuh yang lengkap. Namun sebuah peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 2 Maret 2013 pukul 14.00 WIB telah mengubah jalan hidup Sopyan.
Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan
“Saya ingat betul waktunya karena peristiwa itu benar-benar mengubah hidup saya,” ujarnya saat ditemui Koran O (Jaringan Informasi Bisnis Indonesia/JIBI) di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso, Jebres, Solo, beberapa waktu lalu.
Saat itu, Sopyan yang asli Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bekerja sebagai karyawan CV Baja Ringan, Lombok Ia dan keenam rekan kerjanya diminta memasang rangka atap di sebuah sekolah di Lombok.
Saat hendak memasang rangka atap sekolah dari baja ringan itu, ternyata ada bagian yang terbalik. Sopyan pun berusaha memutar besi sepanjang enam meter itu. Tak disangka, besi itu mengenai kabel listrik di pinggir jalan.
Seketika itu juga, kedua tangan Sopyan yang digunakan untuk memegang besi, langsung terbakar. Tak hanya tangan, sebagian anggota tubuh lainnya juga ikut terbakar. Yaitu bagian atas telapan kaki, betis kaki, paha dan pantat. “Dari kaki saya sampai keluar asap,” jelasnya.
Ketika hal itu terjadi, lanjutnya, sebenarnya ia berusaha melepas tangannya dari besi namun seolah tangannya tak bisa dilepaskan. Sopyan hanya bisa berzikir mengucapkan lafal Allah dan Allahu Akbar hingga akhirnya tangannya terlepas dari besi.
Selanjutnya, Sopyan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Dokter rumah sakit menyatakan Sopyan tidak akan bertahan hidup lama. Pasalnya kondisi luka Sopyan sangat parah.
Pendidikan Fotografi
Namun perkiraan dokter itu berbeda dengan ketetapan Allah SWT. Hingga kini Sopyan masih hidup meski harus kehilangan kedua telapak tangannya.
Pembina bidang fotografi BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Solo, Moh. Amin, menerangkan Sopyan adalah satu diantara tujuh binaan BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Solo yang mengikuti pendidikan fotografi selama di BBRSBD.
Sopyan telah belajar dasar-dasar fotografi, pengenalan alat fotografi dan praktik menggunakan alat, teori editing foto dan praktik.
“Walaupun kami tidak pernah memaksa lulusan fotografi akan bekerja sebagai fotografer. Kami selalu berpesan, ambillah selalu peluang di daerah masing-masing yang bisa menjadi sarana hidup mandiri,” jelasnya