SOLOPOS.COM - Ilustrasi waga lansia (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Kisah tragis dialami lansia miskin asal Bantul ini

Harianjogja.com, BANTUL-Demi mencari ketenangan seorang kakek memilih tinggal di sebuah gubuk pinggir sawah bersama istri dan anaknya. Tak lagi mampu bekerja, dia hanya mengandalkan penghasilan istrinya yang berprofesi sebagai pencari rongsok untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di sebuah gubuk di tepi jalan Dusun Monggang, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul, Ahmad Muhsin, 86, duduk di sebuah amben. Dia memegangi sebuah kayu yang biasa digunakanya sebagai alat bantu jalan. Tumbuhnya sudah tak tegap lagi, dia sudah sedikit bungkuk. Semua rambutnya beruban dan giginya tak lagi genap.

Meski siang itu terik matahari berada tepat di atas gubuknya saat menunjukkan pukul 11.00 WIB. Atap seng yang dipakai melindunginya dari terik matahari membuat hawa panas dan gerah seketika menerpa, terlebih lagi tinggi atapnya tak sampai setinggi badan orang dewasa.

Namun bersamaan dengan itu, semilir angin yang berhembus dari sawah terasa lebih sejuk dan mengalahkan hawa panas. “Disini saya lebih tenang dan sejuk,” ujar Ahmad, Kamis, (10/11/2016).

Gubuk sederhana yang didirkan Ahmad sekitar tiga bulan lalu itu berada tepat di pinggir sawah yang merupakan miliknya sendiri. Di sawah seluas sekitar 100 meter persegi itu dia memagari keliling dengan bambu sekitar 25 meter persegi diantaranya untuk didirikan gubuk. Sementara sekitar 75 meter persegi sawahnya telah dia sewakan kepada orang lain.

Ahmad menanami pagar bambu dengan kacang panjang, sesekali dia mengambilkanya untuk sekedar teman makan nasi dengan dimasak ataupun dimakan langsung.

Bersambung halaman 2


Ahmad menanami pagar bambu dengan kacang panjang, sesekali dia mengambilkanya untuk sekedar teman makan nasi dengan dimasak ataupun dimakan langsung.

 
Sementara di bagian pojok gubuknya dia membuat semacam kubangan, yang saat itu berisi air namun keruh. Menurutnya ketika tak datang hujan deras kubangan yang dianggap sebagai sumur itu airnya sering dia pakai kebutuhan sehari-hari. Kecuali mandi, dia harus menumpang sebuah kamar mandi di sebuah kandang sapi tak jauh dari gubuknya.

Bersama dengan istrinya, Isti Suparmi, 50, dia tinggal di gubuk yang luasnya sekitar 15 meter persegi itu. Tatkala matahari sudah mulai terbenam, Ahmad akan tidur di amben yang terbuat dari bambu berhadapan dengan tungku api tanpa alas apapun. Sementara itu istrinya berada di amben lain yang dikelilingi terpal warna biru berdampingan dengan piring dan gelas.

Siang itu, istrinya tak sedang berada di gubuk. Menurut penuturan Ahmad, istrinya biasa pulang hingga petang karena harus bekerja mencari rongsokan demi menghidupi keluarganya. Pagi hingga sore Ahmad hanya sendirian di rumah. Sementara Yono, 32, putra semata wayangnya itu tinggal menyendiri di sebuah pos ronda yang berada di seberang gubuknya.

Sebelumnya Yono sudah berkeluarga, tinggal bersama istri dan ketiga anaknya di Dusun Jodog, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak Bantul. Namun karena karena sebuah permasalahan yang tidak doiketahui oleh Ahmad kini Yono telah berpisah dengan istrinya dan memilih tinggal bersamanya.

Selepas berpisah dengan istrinya Yono menjadi depresi, tak jarang dia berbuat kasar kepada sang ayah. Sekali waktu Yono juga sering menjadi bahan pembicaraan dan olok-olokan warga karena dituduh mencuri ayam. Tak tahan dengan olok-olokan warga, Ahmad akhirnya meninggalkan rumahnya di Dusun Grudo, Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong.

Selain tak tahan dengan olok-olokan warga, Ahmad juga tak lagi betah dengan perlakuan beberapa keponakanya yang tak bersikap baik kepadanya. Perlakuan itu ditunjukkan dengan hanya memberi jalan lorong satu meter untuk akses menuju rumah Ahmad. “Saya merasa sumpek tinggal dirumah, kalau disini saya merasa bebas dan lebih nyaman,” ujar dia.

Menurut sepengetahuan Kepala Dusun Grudo, Sukirdal, Ahmad Muhsin tinggal di gubuk tepi sawah karena memang ada permasalahan keluarga yang tidak dia ketahui. Namun dia membenarkan jika rumah yang sebelumnya pernah ditempati Ahmad kini hanya memiliki akses jalan satu meter seteleh di sekelilingnya dibangun rumah oleh keponakanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya