SOLOPOS.COM - Farida, wanita yang pernah menjadi budak ISIS. (Express.co.uk)

Kisah tragis kali ini tentang dua wanita yang diperlakukan layaknya hewan saat menjadi budak kelompiok militan ISIS.

Solopos.com, MOSUL – Farida, 27, seorang wanita asal Kurdi, Irak, yang menjadi budak seks kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berhasil melarikan diri setelah dua tahun disandera. Selama disandera, ia mengaku diperlakukan layaknya hewan.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Farida dijadikan budak seks oleh seorang pejuang ISIS yang telah berkeluarga dan memperlakukan dirinya secara tidak layak. Ia diculik dari keluarganya dan disekap selama dua tahun di sebuah rumah yang berada di kawasan Mosul, Irak Utara.

Setalah dua tahun ditahan, Farida berhasil menyelamatkan diri dengan bantuan tentara Irak. Secara diam-diam, ia keluar dari mobil saat pertempuran antara ISIS dan tentara Irak berlangsung. Saat itu, ia bersama istri pria yang menyekapnya sama-sama ingin melarikan diri. Keduanya akhirnya bekerja sama untuk kabur dari cengkeraman pria bejat itu.

Beruntung, kedua wanita itu berhasil menghubungi tentara Irak yang berada dekat dengan mobil mereka. Keduanya akhirnya bisa lolos tepat sebelum mobil itu dihantam rudal tentara Irak. Setelah bebas, keduanya bersembunyi di sebuah tempat rahasia.

“Kami berhasil menghubungi tentara Irak untuk meminta bantuan. Setelah lolos, kami pun bersembunyi selama delapan hari untuk mengelabui ISIS. Mereka berpikir kami telah tewas di dalam mobil itu,” tutur Farida seperti diwartakan Express, Rabu (29/3/2017).

Saat ini, Farida tinggal di tenda pengungsian yang berada di wilayah Erbil, Irak Utara. Di sana, ia menemukan suaminya yang bertugas sebagai polisi. Ia adalah satu dari sekian banyak budak ISIS yang berani melarikan diri dan bercerita tentang penderitaan yang dialaminya.

“Aku tidak berhasil menjaga kehormatanku. Mereka melecehkan, memukul, dan memperlakukanku layaknya binatang. Penderitaanku saat itu bahkan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, mereka sungguh biadab,” imbuh Farida.

Kisah serupa dialami Waheda, 32, bersama putranya, Matu, yang juga dijadikan budak oleh tentara ISIS. Keduanya berhasil melarikan diri setelah lebih dari dua setengah tahun hidup dalam mimpi buruk bersama ISIS. Kekejaman ISIS bahkan membuat Matu, trauma. Sebab, saat itu ia hendak dijadikan pelaku bom bunuh diri.

“Mereka menyiksaku dan anakku. Mereka melatih anakku memakai senjata, jika menolak, maka ia akan dimasukkan ke dalam kandang sebagai hukuman,” kenang Waheda.

Bukan hanya itu, Waheda bahkan pernah dijual di pasar layaknya seekor hewan ternak. Hal itu sungguh membuatnya amat sedih. Ia tidak pernah menyangka akan mengalami hal burruk seperti itu.

“”Saat itu aku dijual di pasar seperti hewan. Orang pertama yang membeliku adalah pria dari Arab Saudi, kemudian pejuang Yordania. Beruntung ada seorang wanita asal Tunisia yang dengan sukarela membantuku keluar dari tempat mengerikan itu,” imbuh Waheda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya