SOLOPOS.COM - Umiyati, istri Hadi Baskoro, TKI asal Ponorogo yang menjadi korban bencana badai Megi di Taiwan akhir September lalu. Foto diambil Senin (10/10/2016)

Kisah tragis, keluarga TKI Ponorogo yang menjadi korban badai Megi di Taiwan berharap korban dipulangkan ke kampung halaman, hidup atau mati.

Madiunpos.com, PONOROGO — Keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Semanding, Kecamatan Ponorogo, Hadi Baskoro, 48, yang diduga menjadi korban badai Megi di Taiwan, 27 September 2016 lalu, berharap Hadi Baskoro bisa dipulangkan ke Tanah Air baik dalam keadaan hidup ataupun mati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harapan itu disampaikan istri Hadi Baskoro, Umiyati, 42, saat didatangi Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Ponorogo dan perwakilan agen TKI yang memberangkatkan suaminya ke Taiwan, Senin (10/10/2016) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Umiyati menerima kedatangan rombongan tamu itu bersama anak serta ibundanya. Dari hari ke hari mereka menunggu kabar suaminya di Taiwan.

Kepada wartawan, Umiyati menuturkan kesedihannya sambil menahan air mata. Umiyati duduk di sofa berwarna krem di rumah yang dibangun bersama suaminya.

Dengan terbata-bata, ibu dua anak itu mengaku telah mengetahui suaminya menjadi korban badai Megi dua hari setelah peristiwa itu terjadi. Kala itu, dia mendapatkan informasi dari rekan kerjanya.

Umiyati sempat tidak percaya dengan apa yang menimpa suaminya itu. Beberapa jam sebelum hilang, Hadi Baskoro sempat menelepon dan menginformasikan di Taiwan sedang ada badai Megi dan seluruh aktivitas diliburkan.

Para pekerja juga diungsikan ke tempat yang lebih aman.“Suami saya saat itu hendak mengambil makanan di mes, kemudian mengalami kecelakaan dan masuk ke laut,” kata dia.

Dia mengatakan suaminya sudah bekerja di Taiwan selama tiga tahun tujuh bulan. Hadi Baskoro kali terakhir pulang pada Februari 2016.

Selama ini, Hadi bekerja di Taiwan sebagai sopir truk di proyek pembangunan jembatan bawah tanah. Hampir dua pekan menanti kabar hasilnya nihil.

Dia beserta keluarganya berharap suaminya bisa ditemukan, baik dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia. Keluarga sangat berharap jasad korban bisa dimakamkan di kampung halaman.

Dia membenarkan celana yang ditemukan di sungai tempat truk suaminya terjatuh memang milik suaminya. “Harapan kami saat ini hanya ingin suami saya dipulangkan. Itu saja,” ujar Umiyati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya