SOLOPOS.COM - Helena (JIBI/SOLOPOS/Detik)

Helena (JIBI/SOLOPOS/Detik)

MEDAN–Kisah Helena menjadi catatan betanya nyawa bocah tak berdosa tak dihargai. Setelah sempat bolak-balik dirawat di rumah sakit, Helena Giawa akhirnya meninggal dunia. Bocah berusia 2,5 tahun ini mengembuskan napas terakhir karena berbagai trauma di tubuh dan kepala akibat penganiayaan yang dilakukan bibinya sendiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Petugas Perlindungan Anak dari Kementerian Sosial yang menjaga Helena, Rosmawati Nainggolan menyatakan, Helena meninggal dunia pada Minggu (26/5/2013) sekitar pukul 08.30 WIB di Murni Teguh Memorial Hospital, Jalan Jawa, Medan.

“Tadi pagi sekitar jam empat pagi, dia mengalami panas tinggi, hingga 38 derajat. Mulutnya juga mengeluarkan lendir. Lalu dibawa ke rumah sakit Murni Teguh sekitar jam tujuh pagi. Terus, jam setengah sembilan, dokter bilang sudah tak tertolong lagi,” kata Rosmawati.

Jenazah Helena lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum (RSU) Boloni di Jalan Monginsidi, Medan dan disemayamkan di salah satu kamar perawatan di sana. Menurut Rosmawati, pemakaman Helena rencanananya akan dilaksanakan Senin (27/5/2013) di pekuburan umum Jalan Abdullah Lubis, Medan.

“Rencananya jam satu siang,” kata Rosmawati.

Kasus penganiayaan yang dialami Helena terjadi pada 28 Januari lalu di Desa Langkimat, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumut. Sejak kematian ayahnya, A. Giawa pada Agustus 2012, Helena dititipkan ke rumah abang ayahnya, Roy Giawa, sementara ibunya menikah lagi.

Diduga istri Roy Giawa, Irn (28) yang sudah ditangkap polisi, tidak menyukai kehadiran Helena, lantas melakukan penganiayaan. Warga yang mendengar Helena menjerit dan menangis, datang ke rumah itu dan menemukan Helena sudah pingsan.

Helena lalu dibawa ke rumah sakit dalam keadaan koma. Ada luka di sekujur tubuh, termasuk luka bakar di sekitar kemaluan yang diduga bekas sundutan rokok, dan ternyata kepalanya juga dibenturkan pelaku yang diduga berkali-kali.

Helena mengalami cacat berat. Kedua matanya tidak bisa melihat lagi karena ada kerusakan saraf karena efek benturan pada bagian kepala. Belakangan kepalanya juga terpaksa dioperasi karena masalah saraf. Pendengarannya juga rusak, dan dia tidak bisa duduk.

Setelah kondisinya lumayan membaik dia sempat dititipkan di Panti Asuhan Bhakti Luhur & Abdi Kasih yg berada di Jalan Rawe 4, Martubung, Medan. Namun karena kondisinya yang cukup parah, akhirnya meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya