SOLOPOS.COM - Tiyas Aryani (kanan), 24, menemani anaknya yang dirawat di Ruang Aster I RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Selasa (23/8/2016). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kisah tragis menimpa seorang anak balita di Desa Selopuro, Batuwarno, Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI–Tubuh Nasifa terbalut perban terkulai lemah di ruang perawatan Ruang Aster I RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Selasa (23/8/2016). Ibunya menemani penuh kesabaran. Terlihat dari luar kamar perawatan anak itu merajuk entah meminta apa. Sang ibu berupaya meredam kegelisahan putri kecilnya dengan membelai rambutnya. Namun, belaian ibunya tak mampu membendeng Nasifa. Anak tiga tahun itu meronta melawan rasa sakit yang merajam sekujur tubuh ringkihnya.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Iya sayang, sabar ya,” ucap sang ibu berbahasa Jawa menghibur hati anaknya.

Tak lama petugas medis masuk kamar perawatan memeriksa. Seketika tangis Nasifa pecah menyayat hati. Seorang perempuan paruh baya yang sejak sebelumnya menunggu di luar ruangan gelisah. Mukanya mengekspresikan kesedihan. Dia melihat kondisi Nasifa dari kaca pintu kamar perawatan hanya sekejap, seperti tak tega lama-lama menyaksikan cucunya yang tersiksa. Dia kembali berjalan-jalan kecil di sekitar depan kamar perawatan dikuasai kegelisahan.

“Kalau ada dokter atau perawat masuk [kamar perawatan] memang Nasifa langsung menangis seperti itu. Dia ketakutan. Saya saja sampai enggak berani masuk,” ucap perempuan berjilbab itu.

Dia menginformasikan Nasifa mengalami luka bakar cukup parah akibat terkena air panas. Hanya, dia tak tahu pasti kronologi kejadiannya. Tak berselang lama petugas medis keluar kamar perawatan. Tangis Nasifa pun tak lama kemudian reda. Sang ibu lalu keluar kamar. Perannya digantikan kerabatnya. Beruntung, Nasifa bisa tenang.

Ibunda Nasifa, Tiyas Aryani, 24, menceritakan peristiwa pilu itu terjadi di rumahnya di Dukuh Jarak, Desa Selopuro, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Kamis (18/8/2016) sore lalu. Saat itu dia hendak memandikan Nasifa dengan air hangat seperti biasanya. Kali pertama dia merebus air di dapur. Setelah air mendidih dia menuangkannya ke ember. Tiyas lalu meninggalkan ember berisi air mendidih itu untuk mengambil pakaian ganti Nasifa.

“Waktu itu Nasifa bermain di luar rumah. Saya menyiapkan pakaian ganti dan beraktivitas lainnya di kamar sekitar 15 menit. Pada 15 menit terakhir tiba-tiba saya mendengar Nasifa menangis keras. Saat saya cek tubuh Nasifa sudah di dalam ember dalam kondisi masih mengenakan baju, lalu langsung saya angkat,” kata Tiyas merangkai cerita peristiwa nahas yang menimpa putri pertamanya itu.

Kepala Ruang Aster I RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso, Adhi Sukamto, mengatakan tubuh Nasifa mengalami luka bakar seluas 45 persen. Dia dirawat secara khusus di ruang khusus oleh dokter spesialis bedah, dr. Sriyanto. Adhi menyebut kondisi Nasifa kian membaik. Lukanya dibersihkan di ruang operasi tiga hari sekali.

“Yang bersangkutan pasien Jamkesmas. Haknya di kelas III. Tapi manajemen memberi kebijakan agar pasien dirawat khusus di paviliun,” ujar Adhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya