SOLOPOS.COM - Salah satu foto yang menunjukkan ritual menghambat pertumbuhan buah dada wanita di Afrika Selatan. (Istimewa/Metro.co.uk)

Kisah tragis datang dari salah satu daerah di Nigeria dan Afrika Selatan yang melarang keras anak wanitanya untuk menumbuhkan buah dada.

Solopos.com, PRETORIA – Tradisi ekstrem berkembang di kalangan masyarakat Afrika Selatan dan Nigeria. Warga pedalaman di Afrika Selatan dan Nigeria menyetrika buah dada anak perempuannya untuk menghindari pemerkosaan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tubuh perempuan dianggap tidak aman, bahkan di negara mereka sendiri,” kata Penulis sekaligus pengamat sosial Leyla Hussein, seperti dilansir Metro, Kamis (16/10/2015).

Artikel di Cosmopolitan menyebut para orangtua memaksa payudara anaknya yang masih dalam tahap remaja untuk berhenti tumbuh. Proses penghentian ini terbilang  ekstrem dan menyakitkan.
“Bagaimanapun, kata-kata budaya, tradisi atau kepercayaan tertentu seperti ini tidak masuk akal,” katanya.

Untuk meratakan payudara, mereka mempunyai beberapa cara mulai dengan menekan organ sensitif itu dengan karet sekecang-kencangnya hingga menyetrikanya dengan batu panas.

Tanpa payudara, para ibu meyakini putri mereka juga akan punya semangat lebih tinggi untuk menuntut ilmu daripada menikah. Cara itu memang sudah mereka lakukan dalam kurun puluhan tahun terakhir dan tidak ada penolakan dari si anak.

“Gadis itu percaya bahwa apa yang dilakukan ibunya adalah untuk kebaikannya sendiri, makanya mereka diam. Karena diam itulah makanya fenomena ini terus berlanjut,” ujar Leyla Hussein

Namun ritual itu menuai pro kontra. Yayasan perempuan asal Inggris menyebutkan bahwa tindakan itu sangat berbahaya bagi wanita. Setrika payudara dapat merusak jaringan payudara dan berisiko tinggi terhadap tumor, kanker, abses, gatal, sulit ASI, infeksi, payudara tidak simetris, hingga hilangnya satu atau kedua payudara.

Meski begitu, warga pedalaman menganggap cara ini efektif untuk menekan angka pemerkosaan. Di Afrika, kasus pemerkosaan masih sering terjadi. Menurut data PBB, pelecehan seksual dan pemerkosaan telah mempengaruhi 3,8 juta wanita di seluruh dunia. Oleh karena itu, para ibu rela melakukan apa saja, termasuk menghancurkan payudara anak mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya