SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pengungsi Irak (JIBI/Solopos/Reuters)

Solopos.com, SOLO – Sherine Tadros, koresponden Sky News menceritakan kisah tragis saat dirinya ditugaskan untuk meliput kehidupan pengungsi  Irak di Pegunungan Sinjar. Ribuan pengungsi tersebut terpaksa harus meninggalkan rumah lantaran mendapat serangan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Demi bertahan hidup, bocah di pengungsian tersebut bahkan terpaksa meminum darah orang tua mereka.

“Seorang pria baru saja mengatakan kepada kami bagaimana ia melihat empat anak mati kehausan, seorang pria lain mengatakan anak-anak yang begitu haus sehingga orang tua mereka mulai melukai tangan mereka sendiri untuk memberi anak-anak mereka darah yang mengalir,” ujar Sherine Tadros.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Daily Mail, Rabu (13/8/2014), melaporkan sebanyak 8.000 pengungsi dari kaum Yazidi harus menempuh perjalanan di lahan yang sangat terjal untuk mencapai Pegunungan Sinjar demi menyelamatkan diri dari kepungan kelompok militan ISIS. ISIS telah dilancarkan selama sepekan terakhir. Tanpa bekal makanan dan minuman mereka bergegas menuju tempat pegunungan tersebut untuk berlindung dari serangan ISIS.

Sherine juga mengisahkan bagaimana penderitaan para pengungsi tersebut yang terpaksa harus hidup serba kekurangan. Tak ada makanan dan minuman yang tersedia, sehingga tak jarang dari mereka  terpaksa meregang nyawa di tempat tandus itu dengan kondisi yang memprihatinkan. Untuk menguburkan jasad pun tak mampu mereka lakukan. “Tak ada tempat untuk menguburkan mereka, jadi mereka hanya menaruhnya di batu-batu untuk menutupi jenazah anak-anak itu,” lanjut Sherine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya