SOLOPOS.COM - Dimas Nugroho Jati, 12 (kiri) ditemani ibunya di rumahnya di Dukuh Soko, Desa Pelem, Simo, Boyolali. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Kisah tragis bocal lumpuh asal Simo Boyolali akan dibantu untuk kembali bersekolah.

Solopos.com, BOYOLALI – Pemerintah Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali memastikan akan mengupayakan kelanjutan pendidikan Dimas Nugroho Jati, 12, anak dari keluarga miskin yang lumpuh kaki dan tangannya. Bocah malang asal Dukuh Soko, Desa Pelem, Simo, ini putus sekolah sejak kelas IV SD karena tak ada yang mengantarnya ke sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bagaimana pun pendidikan Dimas harus tetap dilanjutkan meski dia lumpuh tangan dan kakinya. Sebab, pendidikan ini untuk masa depan dia yang lebih baik,” ujar Camat Simo, Hanung Mahendra, Kamis (16/3/2017). (baca: Gara-Gara Terpeleset, Bocah Simo Boyolali Lumpuh)

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Hanung, jika permasalahan yang memicu putusnya sekolah Dimas adalah karena tak ada petugas yang mengantar, maka hal itu akan mudah teratasi. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencarikan petugas penjemput.

Namun, jika putusnya sekolah Dimas juga karena hilangnya motivasi sekolah, maka perlu pendampingan secara intens kepada Dimas dan keluarganya terlebih dahulu. “Karena sudah lama tak sekolah, mungkin perlu pendampingan secara intens, untuk memotivasi kembali semangat Dimas sekolah. Saya akan segera mengecek kondisi keluarganya dulu,” jelasnya.

Hanung tak mempermasalahkan apakah nantinya Dimas bakal melanjutkan pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) atau inklusi. Yang terpenting, kata dia, pendidikan Dimas tetap harus berlanjut untuk masa depan yang lebih baik. “Pemerintah Kecamatan Simo komitmen untuk masalah pendidikan anak-anak, khususnya bagi anak yang mengalami kebutuhan khusus,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Difabel Boyolali (FKDB), Sapto Priyono, mengatakan keberadaan sekolah inklusi di Boyolali selama ini masih jauh dari harapan, baik dari sisi jumlah atau pun kualitasnya.

Terkait masa depan Dimas, menurutnya bisa saja Dimas disekolahkan di tempat umum yang telah mengadopsi semangat iklusi. “Namun kendalanya, para pengajar rata-rata belum siap. Ini yang masih menjadi catatan kami,” terangnya.

Sapto melanjutkan, Tim Advokasi Difabel (TAD) segera berkoordinasi untuk membahas nasib Dimas. Dalam waktu dekat ini, ia akan segera mengambil langkah-langkah kongkret untuk penyelamatan masa depan anak buruh serabutan itu. Apalagi, lanjut dia, Simo adalah wilayah yang mendapatkan julukan sebagai Kota Pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya