SOLOPOS.COM - Ilustrasi kaca mobil pecah. (kaskus.co.id)

Sopir bus Eka sempat mengeluh sakit sebelum busnya dilempari batu.

Solopos.com, SRAGEN — Kasus kematian Misdi, 51, seorang sopir bus patas Eka asal Kampung Jetis RT 003/RW 007, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, menyita perhatian tim Polsek Masaran, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan hasil pengumpulan bahan keterangan tim Polsek Masaran, Misdi meninggal bukan karena terkena lemparan batu tetapi sebelumnya mengeluh sakit sesak napas sejak tiba di Rumah Makan Duta Ngawi, Jawa Timur. (Baca juga: Kena Lemparan Batu di Sragen, Sopir Bus Eka Meninggal)

Penjelasan itu disampaikan Kapolsek Masaran, Sragen, AKP Mujiono, mewakili Kapolres Sragen AKBP Arif Budiman saat dihubungi Solopos.com, Jumat (1/9/2017) sore. Mujiono menerjunkan tim Polsek Masaran untuk pengumpulan bahan keterangan kepada keluarga korban dan awak bus Eka.

Selain itu, Mujiono juga berkoordinasi dengan Polsek Banjarsari, Solo. Mujiono sempat meminta keterangan Nanik, 39, istri Misdi, di kediamannya di Jetis RT 003/RW 007, Sumber, Banjarsari, Solo. “Istri korban mengaku dihubungi suaminya pada Kamis [31/8/2017] pukul 01.35 WIB saat masih di Ngawi. Istri korban memberi tahu kami saat telepon itu korban mengeluh tidak enak badan dan sesak napas. Kemudian pada pukul 02.56 WIB, Nanik ditelepon lagi oleh suaminya bahwa bus Eka yang dikemudikannya dilempari batu oleh orang tak dikenal,” ujar Mujiono.

Mujiono menjelaskan dari keterangan kondektur bus Eka, Suprayitno, 51, warga Jl. Rajawali RT 003/RW 003, Purwodadi, Purwoasri, Kediri, Jawa Timur, menyebut Misdi mengeluh kali kedua sesampainya di Pungkruk, Sidoharjo, Sragen. Bahkan saat di Pungkruk Misdi minta dibelikan teh hangat.

Jarak Pungkruk ke Masaran sekitar 5 km. Setelah kejadian itu, Misdi masih kuat mengemudikan bus Eka sampai ke Terminal Tirtonadi, Solo. Mujiono menyayangkan langkah awak bus Eka yang tidak melapor ke polsek terdekat setelah terjadi pelemparan batu itu.

Mujiono menyampaikan sepanjang perjalanan Masaran-Solo bus Eka itu melewati Polsek Masaran, Polsek Kebakkramat, Pos Polisi Jaten, dan Polsek Jebres. Sesampainya di terminal, Misdi pulang ke rumah dengan membawa bus Eka didampingi kondekturnya, Suprayitno.

Sampai di lokasi yang berjarak 100 meter dari rumah, Misdi menghentikan busnya karena mendadak sakit. Saat itu, Misdi tidak sadarkan diri. Suprayitno langsung membawa Misdi ke RS Panti Waluyo Solo.

“Namun dalam perjalanan, korban meninggal dunia. Dari keterangan keluarga, korban memiliki riwayat penyakit gula,” ujar Mujiono.

Mujiono mengatakan keterangan istri korban tersebut sesuai dengan keterangan dari petugas pos polisi Terminal Tirtonadi, Aiptu Budi Raharjo. Dia menjelaskan korban meninggal pada pukul 03.30 WIB dan tidak ditemukan bekas luka di tubuhnya.

“Lemparan batu itu tidak mengenai kepala tetapi hanya mengenai paha korban. Batu mengenai kaca depan bagian bawah kemudian membentur dashboard dan jatuh mengenai paha korban. Indikasinya pelaku pelemparan itu mengendarai motor dari arah yang berlawanan,” tambah Mujiono.

Mujiono menyatakan kasus itu tidak dilaporkan ke Polsek Masaran. Kendati demikian, Mujiono berinisiatif mengusut kasus pelemparan itu.

Dia mendapat laporan bila peristiwa pelemparan itu terjadi di wilayah Desa Prampalan, Masaran. Lokasi tersebut berdekatan dengan lokasi peristiwa kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang pengendara motor oleh bus Sugeng Rahayu.

“Saat itu, busnya juga sempat dilempari batu oleh warga sekitar. Kemudian sopir diamankan polisi dan dibawa ke Polres Sragen,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya