SOLOPOS.COM - Mikaila Star Janah, 5 bulan, bayi asal Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, menderita kebocoran jantung. (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Kisah tragis dialami bayi asal Boyolali yang mengalami kebocoran jantung namun orang tuanya tak mampu biayai operasi.

Solopos.com, BOYOLALI — Mikaila Star Janah, 5 bulan, putri kedua pasangan Candra Sri Waluyo, 34, dan Asih Trisno Wati, 30 warga di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, mengalami kebocoran jantung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anak balita yang lahir pada 13 Februari 2017 itu harus dioperasi. Namun, orang tuanya tak mampu membiayai operasi tersebut karena kondisi ekonomi yang pas-pasan.

Saat ditemui wartawan di kediamannya, Rabu (19/7/2017), Candra mengatakan kelainan itu diketahui saat Mikaila berusia tujuh hari. Saat itu bayi tersebut diperiksakan ke rumah sakit tempat Mikaila dilahirkan yakni RSUD Ngipang, Kadipiro, Banjarsari, Solo.

“Awalnya kami hanya kontrol biasa, tapi katanya ada yang tidak beres dengan jantungnya. Lalu dirujuk ke RSUD dr. Moewardi [Solo] untuk diperiksa lebih lanjut dan ternyata jantungnya bocor,” kata Candra.

Atas saran dokter, Mikaila yang saat ini berbobot 3,8 kg ini harus segera dioperasi. Ada tiga opsi rumah sakit yang dapat menangani kelainan tersebut dan semuanya berada di Jakarta, yakni RSCM, RS Harapan Kita, dan Heart Center.

“DI RSCM dan RS Harapan Kita biaya operasi bisa ditanggung penuh BPJS, tapi katanya antrenya bisa berbulan-bulan sehingga harus menunggu lama. Padahal harapan kami, anak saya segera dioperasi agar bisa pulih,” imbuh Candra.

Setelah Candra dan Asih mencari info ke orang tua yang anaknya pernah mengalami hal serupa, operasi disarankan dilakukan di Heart Center karena tidak terlalu lama mengantrenya. “Tapi di rumah sakit ini katanya BPJS hanya menanggung separuh biaya dengan menyertakan surat keterangan miskin. Biaya operasi mencapai Rp200 juta. Artinya masih ada kekurangan Rp100 juta yang harus kami tanggung. Itu belum termasuk operasional kami selama di Jakarta yang mungkin bisa sampai beberapa pekan,” imbuh Asih.

Karenanya, dia berharap bantuan dermawan untuk membantu kelancaran operasi anaknya. Keluarga ini sebelumnya tinggal di Baron, Laweyan, Solo. Namun setelah rumah mereka dijual, mereka pindah ke rumah orang tua mereka di Jimbungan, Banyudono.

Asih sebelumnya bekerja sebagai anggota staf administrasi cleaning service di sebuah mal di Solo. Namun, dia memutuskan berhenti agar lebih fokus mengurus anaknya.

Demikian pula Candra, pekerjaan membuat makanan warung hik sudah tak dapat ia lakukan lagi karena harus mengawasi anaknya jika terjadi sesuatu sewaktu-waktu. Untuk bertahan hidup, mereka mengandalkan sisa tabungan yang mereka kumpulkan saat masih bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya