SOLOPOS.COM - Marmi, 50, duduk di samping putrinya, Riyanti, 15, yang tergolek lemas akibat tumor schwannoma. Ia berharap uluran tangan dermawan, dan pemerintah untuk membantu kesembuhan putrinya.(JIBI/Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, KARANGANYAR—Tubuh remaja putri itu tergolek lemah di ranjang tak berbusa. Sudah lima bulan, ia tak mampu berkomunikasi dengan keluarganya.

Mengasup makanan pun harus disuapi. Itupun bukan makanan sembarangan. Ia hanya mau mengkonsumsi minuman sereal. Riyanti, 15, putri pasangan almarhum Maridi, dan Marmi, 50, itu terserang tumor schwannoma.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal sebelum penyakit itu membuatnya tak berdaya, Riyanti adalah siswi yang cerdas. Nilai raportnya selalu berada di peringkat satu.

Ia yang masih tercatat sebagai siswi SMP N 1 Tasikmadu itu sering mengeluh sakit kepala sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Sampai suatu ketika di awal Februari lalu, lantaran tak kuat terserang sakit kepala, ia terjatuh ke sungai. Para guru pun, langsung membawanya ke rumah sakit. Saat itulah diketahui Riyanti memiliki tumor di otak, dan harus segera dioperasi.

Denyut Jantung Hilang

Sang ibu, Marmi bercerita, Riyanti sempat divonis terserang hydrocephalus kala SD. Namun penyakit itu tak membuatnya koma, ia masih bisa beraktivitas layaknya remaja normal lainnya. Usai dioperasi di salah satu rumah sakit di Solo, Februari lalu, Riyanti hanya bisa memejamkan mata, dan tak bisa berkomunikasi. Tubuhnya kaku. Kaki dan tangannya mengecil.

“Rabu (13/8) lalu, denyut jantung Riyanti sempat hilang selama satu jam. Kami sekeluarga sudah ikhlas dia pergi. Tapi setelah kami tengok, ia tiba-tiba batuk, dan saya menyadari saat itu bukan waktunya dia untuk pergi,” kisah Marmi kepada wartawan, Jumat (15/8/2014).

Berbagai cara dilakukannya agar putri bungsunya bisa kembali sadar. Ia pernah mengundang salah seorang terapis, namun sia-sia belaka. Saat diterapi, Riyanti bisa membuka mata, namun usai terapisnya pulang, matanya kembali terpejam.

Marmi mengaku masih ingin melihat putrinya sembuh. Ia berharap uluran tangan dermawan, dan pemerintah untuk membantu kesembuhan putrinya. Janda berputri tiga ini, telah kehilangan putri sulungnya hampir tiga tahun silam. “Anak saya tinggal dua, Riyanti dan kakaknya. Saya masih berharap ada keajaiban yang membantu kesembuhan putri saya,” tandas warga Nayan RT 005/RW 003 Wonolopo, Tasikmadu itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya