SOLOPOS.COM - Rumpyuh Tarno Sukarto, 93, dan Sulami, 71, menunjukkan buku nikah seusai melangsungkan akad nikah di kantor KUA Kemalang, Jumat (3/6/2022). (Istimewa/KUA Kemalang)

Solopos.com, KLATEN — Rumpyuh Tarno Sukarto, 93, dan Sulami, 71, tak bisa menyembunyikan perasaan bahagia mereka. Pasangan asal Dukuh Pancasan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, itu baru saja melangsungkan pernikahan.

Kakek dan nenek itu menjadi pasangan pengantin tertua yang melangsungkan pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kemalang. Mereka secara sah menjadi pasangan suami-istri setelah melangsungkan akad nikah, Jumat (3/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mbah Tarno melepas masa duda setelah 26 tahun istrinya meninggal dunia. Bersama almarhumah istri pertama, Tarno dikarunia lima anak, 10 cucu, dan dua buyut.

Sementara, Mbah Sulami melepas masa jandanya setelah lebih dari 10 tahun suami tercintanya meninggal dunia. Bersama almarhum suami pertama, Sulami dikarunia enam anak, 16 cucu, serta 10 buyut.

Hari Sabtu (5/6/2022) terasa spesial bagi Tarno dan Sulami yang kini menjadi pasangan suami-istri. Mereka terlihat malu-malu menunjukkan kemesraan di depan umum.

Baca juga: Tenaga Honorer Dihapus pada 2023, Ini Langkah Pemkab Klaten

Sesekali keduanya saling mencuri pandang. Saat diminta merangkul istrinya, Tarno masih canggung dan tangannya mendadak kaku.

Tarno dan Sulami sudah saling mengenal sejak lama. Mereka sama-sama berasal dari Dukuh Pancasan. Mereka memiliki aktivitas yang sama yakni merawat dan mencari pakan sapi.

Tak Betah Hidup Sendiri

Tarno mengungkapkan alasan hingga akhirnya menikahi Sulami. Kakek tersebut sepertinya tak lagi betah hidup menduda. Meski sudah ditemani anak dan cucu-cucunya, Tarno tetap mendambakan ada seorang teman hidup lagi. Dia ingin merasakan kenyamanan hidup ditemani seorang istri.

Kula dipujike awet enom, kiat nyambut damel, berkahi putu-putu kula. Karep kula niku enten rencang dingge rembugan. Nak nedi mboten usah teng nggene anak-putu [Saya didoakan awet muda, masih kuat bekerja, dan hasilnya membawa berkah untuk anak dan cucu-cucu saja. Keinginan saya itu ada teman hidup lagi yang bisa diajak berembuk. Kalau makan tidak perlu merepotkan anak-cucu],” kata Tarno saat ditemui di rumahnya, Sabtu (5/6/2022) siang.

Tarno lantas memantapkan diri menyampaikan niat mempersunting Sulami, tetangganya yang sudah lama menjanda. Tarno mengungkapkan secara langsung keinginan itu ke keluarga Sulami.

Nakpun kaleh wulan nggih enten. Nggih kula dewe [kalau ingin menikahi sudah ada dua bulan yang lalu. Saya sendiri yang menyampaikan lamaran],” kata Tarno.

Baca juga: Warga Klaten Tolak Beli Pertalite dengan Aplikasi

Tak perlu berulang kali Tarno meyakinkan Sulami beserta anak-anaknya. Sekali datang, lamaran Tarno diterima. Hal itu dibenarkan Sulami.

Mung pisan langsung dadi. Mboten langsung kula. Nembung teng anak-anak. Anak-anak kula entuk [Hanya sekali langsung diterima lamarannya. Tidak langsung kepada saya. Lamaran disampaikan ke anak-anak saya dan anak-anak saya mengizinkan],” kata Sulami.

Setelah mendapatkan izin dari anak masing-masing, pasangan itu lantas mendaftarkan pernikahan. Pendaftaran pernikahan ke KUA Kemalang dilakukan akhir Mei lalu. Sepekan kemudian, Tarno-Sulami melangsungkan akad nikah.

Pernikahan berlangsung secara sederhana. Hanya akad nikah di KUA. Tak ada pesta untuk merayakan pernikahan pasangan dari kawasan lereng Gunung Merapi itu.

Baca juga: Sabar Lur! Taman Kuliner Klaten Ditarget Mulai Beroperasi Tahun 2023

Sehari setelah pernikahan, manten anyar itu kembali pada aktivitas masing-masing, mengurus ladang hingga ngarit dan merawat sapi. Tentu saja dengan suasana yang berbeda dibandingkan sebelumnya, pulang ke rumah sudah ditunggu pasangan hidup.

Nggih seneng. Sakniki saget ngobrol. Sing diobrolke nggih damelan, kabetahan saben dinten [Ya senang. Sekarang sudah ada teman mengobrol. Ya yang dibicarakan terkait pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari],” kata Tarno.

Senada dengan Tarno, Sulami berucap doa dia dan suaminya bisa menjadi keluarga bahagia, dilimpahi kesehatan dikelilingi anak-cucu hingga akhir hayat. Sulami mengatakan ada 64 orang jika seluruh anak, cucu, dan buyut dikumpulkan di keluarga barunya.

Baca juga: Tiket Candi Borobudur Naik Ugal-Ugalan, Dosen UGM Jogja: Akal-Akalan!

Kepala KUA Kemalang sekaligus penghulu, Sugiyanto, mengatakan Rumpyuh Tarno Sukarto dan Sulami melangsungkan akad nikah pada Jumat pagi. Adik Sulami menjadi wali nikah.

Sejak Sugiyanto bertugas sebagai penghulu pada 1999, Tarno-Sulami menjadi pasangan tertua melangsungkan pernikahan. “Kalau umur 50-60 tahun itu sudah sering. Tetapi kalau kelahiran 1929, baru kali ini,” kata Sugiyanto.



Sugiyanto kagum dengan semangat pasangan kakek-nenek asal Desa Sidorejo itu untuk menikah. “Orang itu ternyata butuh kenyamanan dalam kesehariannya. Manusia butuh teman komunikasi paling privasi, tempat mencurahkan perasaan. Bahwa tidak ada yang lebih dekat dibandingkan suami atau istri. Beliau berdua luar biasa. Ingin menghabiskan masa tuanya berdua. Saya pikir jarang-jarang umur segitu berpikir untuk berkeluarga,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya