SOLOPOS.COM - Sumanto, pemilik kedai Sate Kambing Pak Manto. (Youtube/Solopos TV)

Solopos.com, SOLO – Ikon kuliner legendaris Solo, Sumanto, meninggal dunia, Sabtu (23/11/2019). Sumanto merupakan pemilik warung Sate Kambing Pak Manto yang berada di Jl. Honggowongso nomor 36, Sriwedari, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Meski namanya kedai sate kambing, ternyata tengkleng rica Pak Manto justru lebih digemari. Kedai kuliner yang dirintis sejak 1990 itu selalu ramai pembeli, terutama saat hari libur. Kedai Sate Kambing Pak Manto tentu tak langsung ramai begitu saja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sumanto awalnya bekerja sebagai salah satu karyawan di warung satai kambing di kawasan Keprabon, Solo, pada 1983. Selama tujuh tahun belajar seluk-beluk bisnis kuliner kambing, Sumanto pun mantap merintis usaha sendiri.

Pada 1990, Sumanto membuka usaha kedai Sate Kambing Pak Manto. Sumanto harus meminjam uang demi menjalankan usaha satai kambingnya. Di masa-masa awal, kedai Sate Kambing Pak Manto pun terus berpindah tempat sampai akhirnya menetap di sebelah utara Pasar Kembang Solo.

Awalnya, Sumanto hanya berjualan satai kambing, gulai, tongseng, dan tengkleng. Pada 1995, dia mencoba berinovasi menciptakan resep tengkleng rica. Siapa sangka, masakan tersebut justru sangat diminati dan membuat pelanggannya bertambah banyak.

Dalam video Solopos TV, Sumanto menjelaskan tengkleng rica olahannya merupakan hasil modifikasi resep. Berbeda dengan tengkleng biasanya, tengkleng yang satu ini disajikan tanpa kuah sehingga bisa juga disebut tengkleng goreng. Namun, Sumanto menyebut masakannya dengan nama tengkleng rica.

Seporsi tengkleng rica berisi tulang kambing muda yang direbus dengan bumbu gulai. Kemudian, tulang kambing itu dimasak dengan tambahan bumbu berupa bawang putih, entega, merica, kuah gulai, dan kecap. Tak lupa, irisan tomat dan kol ditambahkan sebagai pelengkap.

Bagi penyuka pedas bisa meminta tambahan cabai. Seporsi tengkleng rica ini dijual sekitar Rp50.000. Belum termasuk nasi dan minum. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kelezatan rasa tengkleng olahan Pak Manto. Dalam sehari, omzetnya mencapai Rp10 juta.

Bermodal keuletan dan kerja keras, usaha Sumanto terus berkembang pesat. Kini, dia punya beberapa cabang kedai Sate Kambing Pak Manto di Kota Solo, Semarang, Jogja, hingga Jakarta. Dia pun punya puluhan karyawan yang membantu menjalankan bisnis tersebut.

Dihimpun dari berbagai sumber, Sumanto adalah pria kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, Desember 1966. Dia merupakan generasi pertama di keluarganya yang mengelola bisnis kuliner kambing. Pria lulusan SD itu sangat gigih bekerja keras untuk mencukupi kebutuhannya.

Pak Manto menikah dengan wanita asal Pasarkliwon, Solo, pada 1988. Dia merintis bisnis kuliner kambing bersama istri tercinta. Banginya, kunci sukses membangun usaha kuliner satai kambing adalah keuletan dan kerja keras.

Meski punya puluhan karyawan, Pak Manto tetap ikut mengelola warungnya. Dia bahkan tak sungkan memasak tengkleng rica pesanan pelanggan. Bahkan, dia mengaku masih berbelanja daging kambing sendiri di pasar untuk kedainya yang berada di Solo. Jika ada waktu senggang, dia mengecek kedainya di luar kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya