SOLOPOS.COM - Shopeepay Talk bertajuk Dari Tren Jadi Bisnis Kompeten yang digelar secara daring, Jumat (18/6/2021).

Solopos.com, SOLO—Tren yang tengah berkembang di masyarakat bisa menjadi inspirasi untuk memulai bisnis. Namun demikian, para pelaku bisnis sebaiknya tidak menelan mentah-mentah tren yang ada. Perlu adaptasi, konsistensi, dan kerja keras menjaga loyalitas customer agar bisnis terus bertahan dan berkembang di tengah sengitnya persaingan.

Hal itu mengemuka dalam Shopeepay Talk bertajuk Dari Tren Jadi Bisnis Kompeten yang digelar secara daring, Jumat (18/6/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Talkshow virtual yang dipandu Rendy Wicaksana tersebut menghadirkan tiga pebisnis sebagai pembicara, Kara Nugroho (Co Founder & Creative Director PVRA), Najla Bisyir (Founder Bittersweet By Najla), dan Ibrahim Mochamad Bafagih (Presiden Komunitas Tangan di Atas).

Baca Juga: Pentingnya Membangun Impresi yang Baik Untuk Meraih Sukses

Pada kesempatan itu, Kara menceritakan awal mula bisnisnya yang juga dimulai dari melihat tren yang ada di luar negeri. “Brand sepatu wanita PVRA kami bangun sekitar enam tahun lalu, dengan ciri khas sepatu dengan manik-manik. Waktu itu di luar negeri sudah menjadi tren tapi di sini belum ada. Waktu itu saya kuliah dan kerja part time di Australia di toko sepatu sedangkan partner saya kerja di toko jewelry. Kemudian kami membuat produk dengan mengabungkan keduanya, karena bagi kami memulai bisnis itu selain melihat tren juga harus disesuaikan dengan passion kita,” ujar Kara.

Meski inspirasi bisnisnya datang dari tren yang sedang berjalan di luar negeri, namun Kara tetap melakukan adaptasi produk sandal dan sepatu manik dengan sentuhan lokal.

"Kita lihat market yang ada di Indonesia itu kayak apa, orang-orang di Indonesia itu nyari sepatu yang kayak apa. Jadi 6 tahun yang lalu, kita pure mulai dengan sandal. Karena sandal adalah jenis sepatu paling aman untuk diperkenalkan ke perempuan di Indonesia. Sandal orang itu udah familiar," jelasnya.

Meski demikian, Kara mengaku sempat takut dan deg-degan sebelum merilis produk pertamanya ke pasar. Namun, ternyata ketakutannya sirna ketika melihat respons pasar yang di luar dugaannya. Produk sandal PVRA sekitar 72 pasang yang ditarget untuk tiga bulan namun dalam 3 pekan sudak ludes terjual.

Baca Juga:  Bakal Ada Aerotropolis di Ibu Kota Baru Indonesia

Kini PVRA terus berkembang dengan mengeluarkan beragam produk seperti heels dan flat shoes, hingga aksesori wanita untuk semakin memperluas jangkauan pasar.

Menurutnya, produk bisnis harus tetap relevan dengan tren yang sedang berjalan. Namun, ada baiknya jika tren tersebut diolah sedemikian rupa agar tetap menonjolkan ciri khas brand. Serta membuka diri terhadap masukan baik dari internal tim maupun konsumen.

"Tentunya kita harus punya benang merah dari brand supaya ciri khas tidak hilang. Yaang paling mendorong saya berinovasi sebenarnya mendengarkan pendapat orang lain. Jadi terbuka. Kita punya tim, kita bisa diskusi bareng. Selain itu yang penting adalah customer, mendengarkan mereka. Nanti kita tuang menjadi sebuah produk," tandasnya.

Di samping produk, lanjut Kara, strategi penjualan juga perlu diperhatikan. Apalagi di tengah kondisi seperti sekarang ini, pelaku usaha harus bisa memanfaatkan platform digital yang ada untuk berjualan. Termasuk terkait cara pembayaran.

"Kita ingin kasih experience belanja yang paling nyaman buat customer. Misalnya tadinya udah gampang pakai pembayaran digital, mereka minta yang lain, ShopeePay, ya kita join ShopeePay," tuturnya.

Baca Juga: Siaran Langsung dan Live Streaming Euro 2020 Malam Ini

Bersyukur Menjadi Jalan Rezeki Orang Lain

Cerita yang kalah menarik dikisahkan Najla Bisyir yang memulai juga memulai bisnis dessert box Bittersweet dari kegemarannya memasak kue. Dia mengaku bisnisnya dimulai secara online karena waktu itu kondisi keuangannya kurang memungkinkan.

“Waktu itu bisnis menjual kue masih dipandang sebelah mata, tidak keren sama sekali. Saya kini justru bersyukur saya sudah memulai bisnisnya lebih awal,” ujarnya.

Namun dia tetap memulainya dengan membuka pre order dan ternyata respons pasar sangat bagus. Empat bulan setelahnya dia memperkaya ilmu dan wawasan tentang cooking dan baking dengan belajar hingga luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia.

“Salah satu hal yang selalu saya lakukan dalam membuat kue adalah dengan menggunakan bahan-bahan dan ingredients yang bagus dan high quality untuk menjaga kualitas produk,” ujarnya.

Meski kini sudah bermunculan produk serupa Najla mengaku santai. “Semula memang sempat kesal, kok tahu-tahu sudah ada yang jiplak. Tapi seiring berjalannya waktu saya malah bersyukur karena bisa membuka jalan rezeki untuk orang lain,” ujarnya.

Untuk mempertahankan bisnisnya, Najla tak hanya mengamati namun juga berinovasi dan berkolaborasi dengan brand-brand terkenal.

Baca Juga: Anjlok Lagi, Berikut Harga Emas Pegadaian Hari Ini Jumat 18 Juni 2021

Sementara itu,  Ibrahim Mochamad menjelaskan tentang Komunitas Tangan di Atas yang merupakan  rumah bersama bagi entrepreneurs Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.

“Komunitas ini muncul dari keresahan-keresahan untuk bagaimana tumbuh bersama. Saat ini ada sekitar 25.000 anggotayang bergabung di 100 kota di dalam negeri dan 6 di luar negeri,” ujarnya.



Tak hanya terbuka untuk pengusaha yang telah sukses, komunitas ini juga terbuka bagi mereka yang baru memulai usaha juga bisa bergabung. Nanti mereka akan mendapat bimbingan dari para pengusaha yang sukses melalui beragam kegiatan dan aktivasi.

Baca Juga: Mau Lebih Produktif di Rumah? Ini 5 Inspirasi Hobi yang Seru

Di sisi lain,  Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, Eka Nilam Dari. Eka menyebut dengan semakin bertambahnya pemain baru di dunia bisnis yang mengadopsi ide yang sama, sebuah brand harus memiliki strategi dan road map yang jelas. Supaya produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah dan pembeda dari produk serupa lainnya.

"Tak hanya soal produk, untuk mempertahankan eksistensi, dan mengubah tren jadi bisnis yang berkelanjutan brand harus terus berinovasi dan menciptakan road map yang jelas agar bisa memberikan nilai tambah," pungkasnya.

Eka berharap, ShopeePay melalui ShopeePay Talk kali ini dapat memberikan inspirasi dan insight bagi pejuang bisnis untuk terus berkarya dan semakin bertumbuh, meski di tengah situasi pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya