SOLOPOS.COM - Produk mete kemasan milik Samiyem yang dijual di kios Mete Asli Wonogiri “Sam SS” yang berlokasi di Jl. Raya Wonogiri-Ngadirojo, Dusun Tukluk, Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Selasa (23/8/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M)

Solopos.com, WONOGIRI — Salah satu kios di Kabupaten Sukses yang menjual mete asli Wonogiri, yakni Warung Mete Asli Wonogiri “Sam SS”. Lokasinya berada di pinggir Jl. Raya Wonogiri-Ngadirojo, tepatnya di Dusun Tukluk, Desa Kerjo Lor, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

Kios legend tersebut milik Samiyem, 70. Dirinya telah berjualan mete sejak puluhan tahun lalu. Sejak 2019, Samiyem menyerahkan bisnisnya ke anak dan cucunya, yakni Sumiyati dan Heri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Jauh sebelum sukses, Samiyem hanya seorang pengumpul biji mete. Samiyem memunguti biji mete yang dibuang orang lain untuk dijual.

Lantaran keluarganya terkendala biaya sekolah, tingkat pendidikan yang ditempuh Samiyem hanya sampai di kelas V.  Setelah itu, Samiyem dikenal sebagai tukang angon kerbau di daerahnya. Setiap pagi dan sore, ia mengembala kerbau di sawah.

Saat menggembala kerbau, Samiyem biasanya hanya duduk di pinggir sawah. Tak jauh dari sawah itu, terdapat pohon jambu mete. Tak heran, Samiyem pun sering makan jambu mete di tengah menggembala kerbau di sawah.

Baca Juga: Harga Kacang Mete Wonogiri

“Biasanya sambil makan jambu mete, langsung ngambil [memetik] dari pohon. Saya lihat orang-orang pada membuang biji jambunya. Tapi saya kepikiran mengumpulkan biji itu untuk dijual,” kisah Samiyem kepada Solopos.com, Selasa (23/8/2022).

Tanpa disangka, biji-biji mete yang Samiyem kumpulkan laku dijual. Bahkan, banyak yang berminat membeli.

Hasil jualan biji jambu mete saat ini ternyata dapat menghidupi dirinya. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1970.

Seiring waktu berjalan, aktivitas Samiyem dari pengumpul biji jambu mete beralih menjadi pengupas biji jambu mete. Hal itu dilakukan karena hasil menjual biji jambu mete yang sudah dikupas dinilai jauh lebih menguntungkan. Di sisi lain, warga Wonogiri yang bekerja sebagai pengupas mete masih jarang ditemukan.

Baca Juga: Beda dengan Daerah Lain, Rasa Mete Wonogiri Itu Ternyata Ada Manis-Manisnya

“Dulu saya membuat sendiri alat ceklok untuk mengupasnya. Belajar sendiri, enggak ada yang ngajarin. Setelah berhasil, akhirnya orang lain banyak yang minta dilatih,” ujarnya.

Bisnis mete Samiyem pun bertumbuh. Dari mulanya puluhan kilogram biji jambu mete yang dikupas, menjadi ratusan kilogram hingga satu ton lebih.

Seiring pertumbuhan itu, Samiyem mulai memiliki buruh/karyawan dari berbagai daerah. Termasuk warga asli Ngadirojo hingga warga Jatisrono.

Samiyem mengklaim, warga di Jatisrono belum ada yang dapat mengupas mete di tahun 1970-an.

Baca Juga: 4 Makanan Unik di Wonogiri

“Saya yang mengajari mereka,” imbuhnya.

Sekitar tahun 1986, Samiyem mengaku mulai kulakan mete hingga berton-ton. Bisnisnya pun berubah, dari sebatas bisnis pengupasan beralih jadi mete siap saji.

Saat momen menjelang Lebaran, jumlah peminat mete yang dijual Samiyem meningkat. Di momen itu, dalam sebulan ia dapat menjual mete hingga belasan ton. Jumlah sebanyak itu didapatnya dari pasar di area timur Wonogiri, antara lain Kecamatan Tirtomoyo, Baturetno, dan Jatisrono.

Anak semata wayang Samiyem, yakni Sumiyati, 52, menjadi saksi keuletan ibunya sebelum meraih kesuksesan. Hampir setiap malam hingga dini hari, Sumiyati juga ikut ibunya kulakan mete gelondongan.

Baca Juga: Keistimewaan Mete Wonogiri, Tetap Diburu meski Harga Beli Lebihi Daging Sapi

“Setiap kali kulakan itu bisa 3-5 kuintal. Kadang naik mobil, bus, melewati jalan yang saat itu masih gelap,” katanya.

Aktivitas kulakan dari malam hingga dini hari tersebut dijalankan selama bertahun-tahun. Setelah mendapat relasi dari banyak orang dan seiring kemajuan teknologi, aktivitas kulakan mete ke pasar-pasar mulai jarang dilakukan.

“Soalnya, kulakan mete sudah dapat dilakukan dengan berkomunikasi via telepon,” katanya.



Kini, Samiyem telah menyerahkan bisnisnya ke anak dan cucunya. Pemasaran Mete Asli Wonogiri “Sam SS” telah menjangkau berbagai daerah, seperti Solo, Bandung, hingga Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya