SOLOPOS.COM - Galuh Sekartaji beserta produk-produknya, Jumat (18/3/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Kisah sukses dari seorang gadis ini berawal dari resep keluarga

Harianjogja.com, JOGJA- Motivasi seseorang untuk memulai bisnis bisa didasari apa saja, termasuk untuk keluarga. Hal itu pula yang mendasari Galuh Sekartaji  membuat sabun dan produk perawatan kulit secara alami untuk kebaikan keluarganya.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Ditemui di sebuah kafe di Jl Katamso, Jogja, Galuh bercerita pada awalnya ia membuat minyak cem-ceman (rendaman) sendiri karena ingin dipakai sendiri dan tidak ada yang menjual.

Merk langganannya pun sudah berubah racikannya dan sudah tidak sesuai dengan kebutuhannya. Teman-temannya yang mengetahui itu pun ingin memiliki sehingga produknya menjadi berkembang.

Ekspedisi Mudik 2024

Lain lagi dengan cerita di balik pembuatan sabun dan air mawar. “Mama sudah kena eksim sejak Gunung Kelud erupsi dan dia alergi detergen dan sabun komersial. Dari situ aku mulai belajar buat sabun sendiri,” ujar dia, Jumat (18/3/2016).

Ia belajar membuat sabun dengan menonton video tutorial di YouTube dan mengikuti workshop. Ia menularkan ilmunya kepada keponakan-keponakannya yang perempuan agar memakai produk alami sehingga kulit tidak rusak.

Wanita kelahiran 1990 ini memulai bisnisnya sejak setahun lalu. Namun, kebiasaannya membuat cem-ceman sudah sejak tiga tahun lalu. Sejak kecil, ibunya suka memberikan cem-ceman pada rambutnya sehingga terawat. Setelah dewasa, rambutnya menjadi rontok dan ingin menggunakan ramuan cem-ceman.

Resep yang ia ingat-ingat waktu kecil coba diciptakan lagi melalui percobaan selama satu tahun sehingga menemukan takaran yang pas. Bakat itu rupanya ia warisi dari nenek buyut yang suka memproduksi lulur dan cem-ceman. Hal lain yang ia pelajari dari eyangnya, adalah mendoakan setiap bahan agar bisa bermanfaat bagi para penggunanya.

Melalui kesabarannya, produk pun berkembang dengan bahan utama minyak kelapa lokal. Ia bisa membuat sabun, cem-ceman, dan perawatan kulit lainnya. Untuk facemist mawar dan kenanga, ia buat karena sering bertemu nenek-nenek penjual bunga.

Ia pun ingin melakukan sesuatu untuk mendukung usaha nenek-nenek itu. Produk-produknya berkonsentrasi pada bahan-bahan lokal terutama dari DIY sendiri.

“Di luar itu, bunga-bunga asli nusantara memang memiliki manfaat untuk penyembuhan raga dan psikis,” papar dia.

Adapun jenis produknya cem-ceman, salep madu, air mawar, air kenangan, dan sabun. Harganya mulai dari Rp10.000 hingga Rp25.000. Sabun paling mahal yang ia jual seharga Rp25.000 yakni santan madu dengan kandungan madu 10% dan sabun zaitun yang mengandung minyak nilam. Dalam satu bulan, ia melakukan dua kali produksi.

Dalam satu bulan, ia bisa memproduksi 200an sabun, 100an air mawar dan kenangan, 80an cem-ceman, dan 60an salep madu. Omzetnya per bulan sekitar Rp1 juta. Ia mengaku belum bisa memproduksi dalam jumlah besar karena masih melakukan semua proses produksi sendiri.

Selain itu, ia harus membagi waktunya dengan kuliah S2, mengajar, dan mengurusi sanggar. Produknya juga sering digunakan untuk souvenir pernikahan dan dipesan hingga Bali.

Dalam setiap produknya pun ada tulisan berisi harapan “Terima kasih, semoga membawa kebaikan bagi tubuh, jiwa, dan alam semesta.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya